Masih kata Sunarso, hingga saat ini kalangan dokter baru meyakini empat media penularan HIV/AIDS. Yakni lewat hubungan seksual (heteroseksual maupun homoseksual), tranfusi darah, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama, dan lewat plasenta (dari ibu ke bayi yang dikandung).
Transmisi HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali, karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina.
Selain itu, air ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme, seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel limfosit-T, yang daerah kekuasaanya ada di dalam darah.
Menurut Sunarso, jika ciuman hanya berupa cipok, ciuman ringan, kecupan sayang, cium kening, pipi, atau bibir luar saja, HIV diyakini tidak menular.
Tetapi jika aksinya menjurus pada french kissing yang penuh birahi dan menyertakan lidah sebagai faktor penambah nikmat, sehingga terjadi pertukaran cairan mulut, maka bisa saja HIV bermigrasi.
Lebih-lebih jika terdapat luka di mulut, baik berupa lecet ringan, seriawan, maupun radang.
Celakanya, keberadaan luka kadang tidak disadari. Bisa karena begitu kecil, sehingga tidak dirasa sama sekali. Namun, karena ukuran virus atau bakteri jauh lebih renik, maka luka sekecil apa pun tetap bisa menjadi jalan masuk bagi makhluk-makhluk tak kasat mata telanjang ini.
Di luar HIV, masih ada sederet lagi penyakit infeksi yang bisa menular lewat french kissing. Dari deretan virus, misalnya, terdapat hepatitis (A, B, maupun C), dan hei-pes labiahs.
Bahkan menurut Sunarso, keduanya memiliki risiko penularan lebih tinggi daripada HIV Dari kelompok bakteri, ada sifilis, gonore (GO), dan tuberkulosis. Sedangkan dari kelas jamur ada Candida albicans.
Romantis, tapi mematikan
Umumnya, penyakit yang menular lewat ciuman adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi. Hal ini wajar, karena makhluk-makhluk "halus" itu raemang suka sekali keluyuran dari satu korban ke korban lain dengan cara menumpang cairan tubuh.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR