KBRI juga sudah membuat aksi pengumpulan dana, namun masih kurang Rp 50 juta lagi, makanya kami pusing ini, dari keluarga ada Rp 30 juta, yang dua puluh juta lagi dari mana lah ini," ujarnya.
Lanjut Sejahtera, adiknya ini dulu memang berulang kali mencoba untuk menjadi TKI di Jepang dengan mendaftar ke penyalur tenaga kerja, dan sudah mengikuti berbagai pelatihan.
Namun dia tetap tidak punya kesempatan untuk bekerja ke jepang, hingga akhirnya mengambil jalan pintas menggunakan visa wisata ke Jepang untuk bekerja.
"Dia bisa bahasa Jepang. Tapi tetap gak lulus terus jadi TKI yang pakai visa kerja. Makanya dia pakai visa wisata. Tahulah susah kali mau jadi TKI tanpa ada uang dulu, dia kerja di Jepang di pabrik yang buat baut sepeda motor dan mobil," ujarnya.
Ia mengutarakan saat ini sudah berkoordinasi dengan relawan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, untuk membantu proses pemulangan Aksiwona Waruwu.
"Siapa pun yang bisa membantu kami, tolonglah. Biar bisa pulang adik kami," ujarnya.
(Artikel ini telah tayang di tribunnews.com 7 April 2018 oleh Riesa Sativa Ilma dengan judul asli “Kisah Pilu, TKI Meninggal di Jepang, Jenazahnya Tak Bisa Dipulangkan, Dana Kurang Rp 20 Juta")
Baca Juga: Kepalkan Tanganmu Sekarang Juga, Bentuknya Akan Ungkap Bagaimana Kepribadianmu
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR