Advertorial
Intisari-Online.com - Supaya tidak bangun kesiangan, sebagian besar dari kita pasti memilih untuk memasang alarm.
Karena bunyi alarm dianggap bisa membantu seseorang agar bisa bangun pagi.
Setiap orang pun memiliki pilihannya sendiri terkait bunyi alarm yang dipakai.
Tapi tahukah kamu kalau bunyi alarm bangun tidur berpengaruh terhadap kondisi psikis setelah bangun tidur?
Baca Juga : 2019 Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Peradaban Manusia, Bersiaplah Hadapi Dampaknya
Dilansir dari siaran pers hellosehat.com yang diterima TribunTravel, berikut penjelasan terkait bunyi alarm dilihat dari sisi medis:
1. Bunyi alarm keras bikin semangat?
Orang-orang yang menyetel alarm bangun tidur dengan suara keras berpendapat jika bunyi-bunyi keras tersebut bisa membuat mereka lebih “melek” dan sigap bangun pagi.
Mereka juga mungkin tergolong orang yang susah bangun tidur sehingga mau tidak mau harus dibangunkan dengan suara yang mengagetkan agar tidak telat.
Sementara itu, orang yang memasang alarm dengan melodi tenang beranggapan bahwa suara ini sudah pas karena toh mereka gampang terbangun dari tidur.
Bagi orang yang sensitif dengan bunyi, sedikit suara saja seperti bunyi tetes air dari keran pasti bisa membangunkan mereka.
Baca Juga : Ubasute, Tradisi Membuang Orangtua di Hutan Akan Dihidupkan Kembali?
2. Bunyi alarm bangun tidur sebaiknya jangan bikin kaget
Dr. James Giordano, dosen di Departemen Neurologi di Georgetown University Medical Centre berpendapat, bunyi alarm bangun tidur yang baik adalah yang tenang.
Bunyi alarm yang dimaksud adalah bunyi yang tidak membuat kamu bangun terjungkal atau jengkel ingin membanting ponsel atau jam weker.
Bunyi keras akan mengaktifkan sistem saraf simpatik di otak yang masih “terlelap”.
Kondisi ini dibaca otak sebagai ancaman karena tubuh dipaksa “bangun tidur sebelum waktunya” sehingga memaksa otak untuk memproduksi lebih banyak hormon stres kortisol dan adrenalin dari biasanya.
Akibatnya, kamu akan bangun dengan panik, grasak-grusuk, dan lebih stres.
Tidak menutup kemungkinan juga kamu justru mengalami pusing atau sakit kepala setelah bangun tidur karenanya.
Dilansir dari laman Huffington Post, seorang dokter spesialis tidur sekaligus dosen di sekolah keperawatan Case Western Reserve University bernama Michael J. Decker, PhD, juga memberikan pendapatnya mengenai bunyi alarm bangun tidur yang ideal.
Decker beranggapan bahwa bunyi alarm yang tenang lebih cocok untuk membangunkan kita karena memungkinkan otak “bangun” secara bertahap sehingga melepaskan hormon-hormon stres juga secara bertahap.
Pada akhirnya, kita bangun dengan mood yang lebih baik karena tubuh sudah lebih siap menerima efek-efek hormon stres tersebut.
Baca Juga : Kemenkeu Percepat Jadwal Pencairan THR PNS Jadi Bulan April, Ada Apa?
3. Ingin bangun pagi, jangan mengandalkan bunyi alarm saja
Mengakali diri sendiri untuk bangun pagi tepat waktu tidak cukup dengan menyetel alarm saja.
Sebenarnya, ada cara lain yang bisa membuat kamu terbangun dari tidur, yaitu cahaya.
Adanya sinar memberikan tanda pada jam biologis tubuh untuk memproduksi hormon yang membuatmu bangun dari tidur.
Selain itu, kamu juga harus tidur lebih awal, menghindari kopi, atau aktivitas lainnya yang bisa mengganggu tidur.
Jika sudah kamu terapkan, maka bangun pagi akan jadi lebih mudah.
Baca Juga : Merinding Saat Dengar Lagu Tertentu? Itu Tanda Otak Anda Spesial!
Artikel ini pernah tayang di Tribunnews.com oleh Ratna Widyawati dengan judul asli "Bunyi Alarm Ternyata Berpengaruh Terhadap Kondisi Psikis Setelah Bangun Tidur"