Walau masih terkejut, namun Theo langsung menjalani operasi jantung pertamanya yang terbuka pada empat hari kemudian.
“Dokter bilang, harapannya hanya sedikit. Ada kemungkinan Theo tidak bisa selamat.”
Selama dioperasi, bayi Theo mengalami beberapa kali serangan jantung. Sehingga dia menghabiskan waktu selama tiga bulan di rumah sakit.
Theo bahkan mengidap sepsis. Tetapi ia bisa mampu dan dipulangkan pada Juli 2017.
Namun, ada yang lebih buruk terjadi ketika dia kembali ke rumah sakit beberapa bulan kemudian.
Sebab detak jantung yang sangat tinggi.
Pada 21 Desember 2017, bayi Theo mengalami serangan jantung lagi. Bahkan jantungnya berhenti berdetak selama 12 menit.
Selama Natal dan Januari 2018, bayi Theo menderita dua serangan jantung lagi.
Puncaknya terjadi pada malam tanggal 31 Januari, di mana bayi Theo menderita 25 kali serangan jantung dalam 24 jam.
“Dia mengalami 25 kali penangkapan jantung dalam 24 jam.”
“Itu mengerikan. Dia mengalami serangan demi serangan.”
“Saya tidak bisa banyak berpikir. Ketika buzzersnya berbunyi, saya dan perawat akan langsung memeriksanya.”
“Setiap serangan terjadi, dokter bekerja menyelamatkan nyawanya.”
“Sementara aku hanya terdiam dan berdoa, ‘Tuhan, tolong jangan biarkan ini menjadi napas terakhirnya’.”
Baca Juga : Suka Lari? Ini yang Harus Anda Lakukan pada Kaki Sehabis Lakukan Lari
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR