Advertorial

Berusia 2300 Tahun, Benteng Tempat Melatih Gajah Perang Ini Ditemukan di Mesir

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Secara historis, benteng Berenike adalah penghubung militer yang penting dalam rantai pelabuhan yang dibangun di sepanjang pantai Laut Merah.
Secara historis, benteng Berenike adalah penghubung militer yang penting dalam rantai pelabuhan yang dibangun di sepanjang pantai Laut Merah.

Intisari-Online.com - Sebuah tim arkeologis Polandia-Amerika telah menemukan sebuah reruntuhan benteng berusia 2.300 tahun.

Ialah benteng Berenike yang terletak secara strategis di Laut Merah dan dulunya difungsikan untuk melindungi pelabuhan Mesir Kuno.

Pelabuhan itu telah membantu memasok gajah perang ke pasukan Ptolemeus.

Bahkan potongan-potongan tengkorak gajah juga ditemukan di situs itu.

Baca Juga : Mengenal Operasi Bariatrik yang Bantu Arya Turunkan Berat Badan Hingga 100 Kg

Secara historis, benteng Berenike adalah penghubung militer yang penting dalam rantai pelabuhan yang dibangun di sepanjang pantai Laut Merah untuk memasok gajah perang kepada pasukan Ptolemeus.

Yakni sebuah dinasti firaun yang diturunkan dari salah satu jenderal The Great Alexander.

Pada 2014, sebuah artikel Live Science menerbitkan hasil penelitian genetik yang mengungkapkan bahwa Ptolemeus mengimpor gajah mereka dari Eritrea, di Afrika Timur.

Makalah arkeolog tentang penemuan terbaru mereka menginformasikan bahwa benteng yang cukup besar ini memiliki dinding bergaris ganda.

Baca Juga : Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama

Itu dirancang untuk melindungi bagian barat benteng dan satu garis untuk melindungi jauh ke timur dan utara.

Selain itu, menara persegi dibangun di sudut-sudut dan di tempat-tempat strategis di mana bagian dinding terhubung.

Setelah 30 SM, di bawah pemerintahan Romawi, perdagangan berkembang pesat di Berenike.

Baca Juga : Ingat 6 Barang Pribadi Ini Tak Boleh Sekalipun Kita Pinjamkan Kepada Orang Lain, Dari Gunting Kuku Hingga Sisir

Itu kemudian menjadi pusat utama perdagangan hingga abad keenam Masehi dengan jaringan luas mulai dari Yunani dan Italia hingga Arab Selatan, India, Semenanjung Melayu, Ethiopia dan Afrika Timur.

Berenike juga paling terkenal dengan kuburan hewan peliharaan.

Terdapat lusinan anjing, kucing, dan monyet ditemukan terkubur dengan hati-hati di sana.

Perlakuan yang hati-hati terhadap tubuh menggambarkan hubungan emosional antara manusia dan hewan peliharaan seperti yang kita kenal sekarang.

Baca Juga : Masih Ingat Penggemar Berat Angelina Jolie yang Lakukan 50 Operasi Plastik? Ini Kabar Barunya

DIBENTENGI UNTUK BERTAHAN DARI SERANGAN DARAT

Menurut para arkeolog, bagian terbesar dan paling kuat dari benteng Berenike berukuran sekitar 160 meter panjangnya dengan lebar 80 m.

Menjelajahi gerbang benteng, para arkeolog menemukan sumur batu dan serangkaian saluran air serta kolam penyimpan air.

GAJAH PERANG KUNO

Baca Juga : Ini 8 Cara Terbaik Disiplinkan Anak, Tanpa Sedikitpun Memarahinya

Sebuah artikel penelitian yang diterbitkan di Warfare History Network yang membahas sejarah gajah perang di Mesir kuno telah mengungkap sebuah info.

Baca Juga : Elang Darah: Metode Eksekusi Terhadap Musuh-musuh Bangsa Viking yang Dilakukan Sangat Brutal

Informasi itu mengatakan bahwa sekitar 331 SM di Irak utara, Alexander the Great berhadapan langsung dengan pemimpin Persia Darius III.

200.000 pasukan Persia dengan 15 gajah perang Asia tidak dapat mengatasi taktik Alexander dan setelah ia menguasai Babel, penggunaan gajah perang meluas ke barat Persia.

Langsung relevan dengan cerita ini, pada 217 SM Antiokhus III, pemimpin Seleucid mengumpulkan sepasukan 62.000 infantri, 6.000 kavaleri, dan 102 gajah perang.

Pasukan itu bertemu Ptolemeus IV pada pertempuran Raphia di Palestina.

Baca Juga : Terkenal Brutal, Ini 6 Makanan yang Dikonsumsi Viking, Termasuk Telur Camar Liar

Ptolemeus IV memimpin 70.000 infantri, 5.000 kavaleri, dan 73 gajah yang akhirnya mengalahkan Seleucid.

Sementara benteng yang baru ditemukan ini menawarkan informasi kepada ahli iklim, ahli hidrologi, sejarawan militer, dan spesialis dalam perdagangan dan ekonomi kuno, bagi pembaca yang lebih berbelas kasih itu adalah tempat suci bagi sejarah mengerikan dalam membesarkan dan melatih gajah.

Baca Juga : Kisah Kegilaan Kaisar Roma: Menjadi 'Monster' Setelah Dia 'Mencicipi Darah Manusia'

Artikel Terkait