Advertorial

Kunyit Ternyata Sama Efektifnya Dengan 7 Obat Konvensional Lain

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Sifat dan komponen obatnya (terutama curcumin) dalam kunyit telah menjadi subjek lebih dari 5.600 studi biomedis yang ditinjau ulang dan diterbitkan.
Sifat dan komponen obatnya (terutama curcumin) dalam kunyit telah menjadi subjek lebih dari 5.600 studi biomedis yang ditinjau ulang dan diterbitkan.

Intisari-Online.com - Kunyit adalah salah satu tanaman yang menjadi objek penelitian saat ini.

Sifat dan komponen obatnya (terutama curcumin) telah menjadi subjek lebih dari 5.600 studi biomedis yang ditinjau ulang dan diterbitkan.

Mengingat banyaknya penelitian yang dilakukan pada rempah-rempah yang luar biasa ini, tidak mengherankan bahwa semakin banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kunyit lebih baik dibandingkan dengan berbagai obat konvensional, termasuk:

Baca Juga : Kisah Tragis Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak

1. Lipitor / Atorvastatin (obat kolesterol)

Sebuah penelitian tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal Drugs in R & D menemukan bahwa curcumin dari Kunyit dibandingkan dengan obat atorvastatin (nama dagang Lipitor).

Kunyit kemudian terbukti dapat mengurangi peradangan dan stres oksidatif pada pasien diabetes tipe 2.

2. Kortikosteroid (obat steroid)

Sebuah studi tahun 1999 yang diterbitkan dalam jurnal Phytotherapy Research menemukan bahwa curcumin lebih baik dibandingkan dengan steroid dalam pengelolaan uveitis anterior kronis dan inflamasi penyakit mata.

3. Prozac / Fluoxetine & Imipramine (antidepresan)

Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Acta Poloniae Pharmaceutica menemukan bahwa curcumin lebih disukai dibandingkan dengan kedua obat lainnya untuk mengurangi perilaku depresi pada hewan sebagai kelinci percobaan.

Baca Juga : Nikahi Pria 70 Tahun Karena Uangnya, 8 Tahun Kemudian Wanita Muda Ini Menyesal, Alasannya?

4. Aspirin (pengencer darah)

Sebuah studi in vitro dan ex vivo tahun 1986 yang diterbitkan dalam jurnal Arzneimittelforschung menemukan bahwa curcumin memiliki efek modulasi anti-platelet dan prostacyclin dibandingkan dengan aspirin.

Hal itu menunjukkan bahwa kunyit mungkin memiliki nilai pada pasien yang rentan terhadap trombosis vaskular dan membutuhkan anti-arthritis terapi.

5. Obat Anti-inflamasi

Sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Oncogene menemukan bahwa curcumin adalah alternatif yang efektif untuk obat aspirin, ibuprofen, sulindac, phenylbutazone, naproxen, indomethacin, diklofenak, deksametason, celecoxib, dan tamoxifen dalam mengerahkan aktivitas anti-inflamasi dan anti-proliferasi terhadap sel tumor.

6. Oxaliplatin (obat kemoterapi)

Sebuah studi 2007 yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer menemukan bahwa curcumin lebih baik dibandingkan dengan oxaliplatin sebagai agen antiproliferatif dalam garis sel kolorektal.

Baca Juga : Salut, dengan Gaji Pas-pasan, Anggota Brimob Ini Berhasil Hidupi 64 Anak Yatim Selama 10 Tahun

7. Metformin (obat diabetes)

Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Biochemitry and Biophysical Research Community mengeksplorasi bagaimana curcumin mungkin berharga dalam mengobati diabetes.

Curcumin dalam kunyit dapat mengaktifkan AMPK (yang meningkatkan pengambilan glukosa) dan menekan ekspresi gen glukoneogenik (yang menekan produksi glukosa di hati) dalam sel hepatoma.

Dilansir dari Wakingtimes.com, ada 54 penelitian yang mengindikasikan bahwa curcumin dapat menginduksi kematian sel atau menyadarkan garis sel kanker yang resistan terhadap obat konvensional.

Melihat rekam jejak kunyit (curcumin) yang sangat bermanfaat, maka kunyit dapat digunakan sebagai alternatif obat atau pembantu dalam pengobatan kanker.

Atau, lebih baik lagi, gunakan kunyit organik dalam dosis rendah pada masakan setiap hari sehingga dosis heroik tidak diperlukan di kemudian hari setelah penyakit serius menyerang.

Baca Juga : Sepenggal Kisah Asmara: Ketulusan Cinta Rahwana yang Menggetarkan Jiwa

Artikel Terkait