Advertorial
Intisari-Online.com – Kabar duka datang dari mantan Presiden Amerika Serikat ke-41, George Herbert Walker Bush atau yang akrab disapai George HW Bush.
Pada Jumat (30/11/2018) malam, Bush meninggal dunia pada usia 94 tahun.
Berita kematian George HW Bush diumumkan oleh putranya, mantan Presiden AS ke-43, George W. Bush pada Jumat malam.
"Jeb, Neil, Marvin, Doro, dan saya sedih untuk mengumumkan bahwa setelah 94 tahun yang luar biasa, Ayah kami tercinta telah meninggal," ucap George W. Bush, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara keluarga, Jim McGrath.
Baca Juga : Breaking News: Mantan Presiden AS George Bush Meninggal Dunia
Dilansir dari nytimes.com pada Sabtu (1/12/2018), terungkap bahwa dalam beberapa hari terakhir, George HW Bush belum bangun dari tempat tidur.
Dia juga berhenti makan dan kebanyakan tidur.
Tak lama, teman lama dan mantan menteri luar negerinya, James A. Baker III, tiba di rumahnya di Houston pada Jumat pagi untuk memeriksanya.
Hampir 13 jam kemudian, George HW Bush meninggal dunia.
Mantan presiden AS itu meninggal di rumahnya di Houston, dengan dikelilingi oleh beberapa teman, anggota keluarganya, dokter, dan seorang menteri.
Sebelum kematiannya, putra George HW Bush, George W. Bush, melakukan telepon dengan sang ayah.
George Bush mengatakan kepada sang ayah bahwa dia telah menjadi "ayah yang luar biasa" dan bahwa dia mencintainya.
Lalu George HW Bush menjawabnya, “Aku juga mencintaimu.”
Itu adalah kata-kata terakhirnya.
Menurut Baker, George HW Bush seperti sudah siap.
Dia terlihat beraa di rumah dan menjalani kehidupan 94 tahun dengan damai.
“Ketika kami berbicara, dia seperti sudah siap,” ucap Baker.
Selain keluarga, ada seorang pendeta bernama Dr. Russell J. Levenson Jr., dari rektor Gereja Episkopal St. Martin di Houston, yang ada di sana.
Baca Juga : Pendaftaran Beasiswa PMLD Kemenag Akan Dibuka Besok, Ini Syarat dan Tahapannya!
Dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu, Dr. Levenson mengatakan bahwa mantan presiden itu merasa bahagia bahwa dia akan segera bergabung kembali dengan Barbara, istrinya yang meninggal pada berusia 73 tahun.
Selain Barbara, George HW Bush juga senang akan bertemu Robin, putri mereka, yang meninggal pada tahun 1953 karena leukemia pada usia 3 tahun.
"Dia menantikan untuk bersama Barbara dan Robin lagi,” kata Dr. Levenson.
Diketahui, George HW Bush telah menderita penyakit Parkinson selama bertahun-tahun.
Hal tersebut membuat mustahil baginya untuk berjalan dan semakin membuatnya sulit untuk berbicara.
Tetapi setelah pemakaman istrinya, dia memutuskan untuk bertahan hidup lebih lama. Terutama selama satu musim panas dan tinggal di rumah keluarganya di Kennebunkport.
Baker juga mengatakan, sebenarnya George HW Bush berharap bisa hidup hingga 100 tahun.
"Jefe," kata Baker, menggunakan nama panggilan Spanyol-nya, "Chief," untuk Mr. Bush. "Kamu ingin hidup sampai 100?"
"Ya, saya tahu," Tuan Bush menjawab, "Tapi saya rasa saya tidak akan berhasil."
Baca Juga : Ingat! Jangan Konsumsi Mentah 7 Jenis Sayuran Ini, Kenapa Ya?
Jumat pagi itu, sejatinya kondisi George HW Bush semakin baik.
Dia tampak sedikit bersemangat dan tampaknya dia akan menentang kematian sekali lagi.
Dia mulai makan lagi. Dia makan tiga telur yang direbus selama lima menit, serta semangkuk yogurt dan dua minuman buah.
"Semua orang berpikir ini akan menjadi hari yang luar biasa dan dia kembali dan dia bangkit kembali," kata Baker.
Namun ketika malam, kondisi George HW Bush memburuk.
Pada akhirnya, mereka menyanyikan dua lagu, “Silent Night” pertama dan yang kedua adalah lagu Gaelic.
Baker memegang tangan George HW Bush dan menggosok-gosokkan kakinya hampir selama setengah jam.
Anak-anak lain, yang tinggal di seluruh negeri, ditelepon sehingga mereka bisa mengucapkan selama tinggal kepada ayah mereka.
“Kami semua berlutut di sekitarnya dan meletakkan tangan kami di atasnya dan berdoa untuknya dan itu adalah kematian yang sangat anggun dan lembut,” kata Dr. Levenson.
Pukul 10.10 malam, George HW Bush meninggal dunia.