Namun, kita tidak bisa mengganti ikan dengan suplemen minyak ikan yang juga mengandung omega 3.
Pasalnya, tidak ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa suplemen minyak ikan memiliki manfaat yang sama dengan makan ikan secara langsung.
Pastikan untuk masak ikan dengan cara yang tepat
AHA merekomendasikan untuk makan dua porsi ikan seberat 100 gram setiap minggunya.
Baca Juga : Gagal Ginjal: Gejala, Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Hampir semua ikan mengandung nutrisi yang baik, tetapi ikan salmon, mackerel, herring, trout, sarden, tuna albacore, teri, dan juga lele mengandung asam lemak omega 3 yang lebih banyak dibandingkan ikan lainnya.
Untuk itu, cobalah untuk mengonsumsi berbagai jenis ikan ini agar mendapatkan manfaat maksimal untuk kesehatan jantung.
Namun, perhatikan juga cara memasaknya.
Pasalnya, cara memasak yang salah dapat memengaruhi nutrisi di dalamnya.
Baca Juga : 7 Tanda Ini Memperingatkan Bahwa Ginjal Anda Tidak Bekerja Dengan Baik
Penelitian yang dilakukan pada 90 ribu orang Amerika menemukan fakta bahwa orang yang makan ikan goreng seminggu sekali berisiko 48 persen lebih tinggi terkena gagal jantung dibandingkan dengan yang makan ikan tanpa menggorengnya.
Selain itu, kandungan omega-3 dari ikan tuna yang digoreng dapat menurun sebanyak 75%-80%. Hal sama juga terjadi pada ikan salmon, kandungan vitamin D juga dapat berkurang setengahnya jika digoreng.
Dibandingkan dengan menggorengnya, berikut berbagai cara memasak ikan yang dianjurkan untuk menjaga keutuhan nutrisinya.
Merebus dan mengukus
Baca Juga : 10 Gejala Gagal Ginjal yang Sering Disepelekan, Cek Yuk Sebelum Terlambat!
Merebus dan mengukus adalah cara memasak yang menggunakan air atau cairan lain seperti kaldu selama proses memasak.
Kedua cara memasak ini tidak menggunakan penambahan minyak sehingga tidak menambah kalori dan kadar lemak baik di dalam ikan tetap terjaga.
Keduanya juga menggunakan suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan metode memasak lainnya. Hal ini membantu menjaga keutuhan nutrisi dan meminimalkan pembentukan bahan kimia berbahaya penyebab kanker.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR