Advertorial
Intisari-online.com - Dunia dikejutkan dengan pernyataan keras Rusia kepada Amerika Serikat.
Negeri Beruang Merah siap meluluhlantakkan negeri Paman Sam dengan armada militernya yang mengerikan.
Pernyataan resmi tersebut dikeluarkan olehWakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov, sebagaimana diwartakan Reuters via Newsweek (26/11).
Militer Rusia bakal melakukan aksi balasan jika Amerika benar-benar keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin.
Baca Juga : Sedang dalam 'Krisis', Militer AS Bisa dengan Mudah Ditaklukan Rusia dan China Jika Sampai Berperang
Sebelumnya pada Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk keluar dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF).
Perjanjian tersebut melarang AS maupun Rusia (saat itu Uni Soviet) untuk membangun rudal yang bisa menempuh jarak 500-5.500 kilometer.
Ryabkov menjelaskan, Rusia meragukan pernyataan AS maupun Eropa bahwa mereka tidak akan mengembangkan senjata nuklir terbaru.
"Kami sudah mendengarnya. Namun kami tak ingin dikecewakan oleh kolega kami. Karena itu, militer sudah menyiapkan skenario terburuk," kata Ryabkov.
Baca Juga : Semenanjung Krimea Memanas: Ini Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina, Jomplang!
Dia membeberkan adanya kemungkinan Washington bakal menempatkan rudalnya di tempat yang bisa menjangkau Rusia maupun sekutunya.
Ryabkov menjelaskan manuver AS tersebut memberikan mereka kesempatan untuk menghujam pertahanan Negeri "Beruang Merah".
Dia menolak menjabarkan skenario apa yang disiapkan militernya. Namun dia memastikan aksi tersebut bakal sangat efisien dan tidak mahal.
Presiden Vladimir Putin di akhir Oktober mengancam bakal menyerang negara-negara Eropa jika mereka mengizinkan AS menempatkan senjatanya.
"Reaksi bakal bersifat cepat dan efektif. Setiap aksi dari negara Barat bisa memaksa negara kami melakukan aksi balasan," kata Putin.
Rencana Trump untuk keluar dari INF membuat sekutunya seperti Jerman dan Perancis meradang. Presiden Perancis Emmanuel Macron berujar langkah tersebut bisa mengancam Eropa.
Pada awal November, Macron sempat mencetuskan agar Eropa bersatu dan menggabungkan militer untuk melindungi diri dari Rusia, China, bahkan AS.
Baca Juga : 8 Alutsista Canggih Rusia yang Bikin Gentar Amerika dan Sekutunya