Intisari-Online.com - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengalami 236 kali letusan dari Jumat (16/11/2018) hingga Sabtu (17/11).
Hal ini menyebabkan status gunung tersebut diubah menjadi Waspada atau berada di level II.
Dalam kondisi ini, tidak boleh ada masyarakat ataupun wisatawan yang diizinkan berada dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Status ini juga membuat sebagian warga, khususnya di sisi Barat Pulau Jawa dan tenggara pulau Sumatera merasa cemas.
Baca Juga : Betapa Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883 yang Menyebabkan Hujan Batu Apung Cukup Deras di Teluk Betung
Maklum, Gunung Anak Krakatau memiliki kisah sejarah yang tak pernah boleh diabaikan.
Tak ada "anak" bila tidak ada "ibu", namun ke manakah sosok "Ibu Krakatau" ini?
Mengapa kini hanya ada Gunung Anak Krakatau?
Semua berawal dari letusan Gunung Krakatau pada Agustus 1883.
Baca Juga : Mengenang Letusan Gunung Krakatau 1883, Terjepit di Antara Dua Rumah Akibat Terjangan Tsunami
Ini adalah salah satu letusan gunung berapi paling mematikan dalam sejarah modern.
Waktu itu, si "Ibu Krakatau" benar-benar membuat gaduh dunia beserta isinya.
Diperkirakan lebih dari 36 ribu orang meninggal akibat letusan gunung tersebut.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR