Kota-kota di Eropa kembali masuk jajaran kota paling mahal. Paris naik lima peringkat dari peringkat tujuh tahun lalu ke peringkat kedua. Zurich, Jenewa, dan Kopenhagen hanya naik 1 peringkat. Sedangkan Oslo naik hingga enam peringkat.
Pada barisan 10 besar, hanya Hong Kong yang turun 2 peringkat dari ranking 2 tahun lalu.
Sementara itu, kota-kota di Amerika Serikat (AS) keluar dari 10 besar karena pelemahan nilai tukar dollar. New York turun empat peringkat ke ranking 13 tahun ini.
Meski turun dibandingkan dengan tahun lalu, New York masih terhitung mahal. Lima tahun lalu, New York berada di peringkat 27.
The Economist Intelligence Unit menggunakan patokan harga di New York. Indeks New York berada di angka 100.
Sebagian besar pergerakan ranking biaya hidup di kota-kota besar dunia ini disebabkan oleh nilai tukar mata uang setempat.
Jadi kota dengan biaya hidup termahal, Singapura masih memiliki berbagai barang yang lebih murah ketimbang kota-kota lain.
Misalnya, produk kelontong dan peralatan rumah tangga. Biaya asisten rumah tangga di Singapura pun masih lebih murah ketimbang kota-kota mahal lainnya.
Sama seperti Tel Aviv, barang paling mahal di Singapura adalah kepemilikan mobil. Singapura pun menjual pakaian dengan harga termahal ketiga dunia.
The Economist Intelligence Unit menyurvei 133 kota di dunia untuk menentukan kota dengan biaya hidup termahal.
Survei dilakukan pada lebih dari 400 harga barang serta 160 produk dan jasa.
Survei ini termasuk makanan, minuman, pakaian, peralatan rumah tangga, barang kelontong, sewa rumah, transportasi, biaya utilitas, sekolah swasta, asisten rumah tangga, dan biaya rekreasi. (Wahyu Tri Rahmawati)
(Baca juga: Hidup Borju dari Hasil Menipu: Menengok Kisah Hidup Angela Lee, Cak Budi, hingga Anniesa Hasibuan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul “Singapura jadi kota dengan biaya hidup termahal, Tokyo terdepak karena inflasi rendah”
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR