Kode “Manhattan” ia ciptakan sendiri berdasarkan kebiasaan Korps menamai distrik mengikuti kota markas besarnya.
(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)
Mulanya Groves ragu dan kecewa melibatkan diri dengan proyek senjata (Manhattan Project) yang kurang diperhatikan.
Namun Proyek Manhattan ternyata menjadi salah satu proyek terbesar sepanjang sejarah. Di proyek ini, Groves bertanggung jawab atas seluruh tahapan.
Mulai dari tahap ilmiah, produksi, keamanan, dan perencanaan untuk penggunaan bom.
Ia juga berperan penting dalam menentukan lokasi yang akan digunakan dan mengatur pembelian uranium.
Di bawah arahannya akhirnya diputuskan untuk mendirikan instalasi proyek di Oak Ridge, Tennessee, Los Alamos, New Mexico; dan harford Engineering, Washington State, sebagai situs utama untuk penelitian teori dan produksi material.
Untuk Proyek Manhattan, Groves merekrut Robert Oppenheimer (AS), David Bohm (AS), Leo Szilard (Hongaria), Eugene Wigner (Hongaria), Rudolf Peierls (Jerman), Otto Frisch (Jerman), Felix Bloch (Swiss), Niels Bohr (Denmark), James Franck (Jerman), James Chadwick (Inggris), Emilio Segre (Italia), Enrico Fermi (Italia), Klaus Fuchs (Jerman), dan Edward Teller (Hongaria).
Saat bom atom siap digunakan, Jerman menyerah. Leo Szilard dan James Franck mengedarkan petisi di antara ilmuwan, menentang penggunaan bom berdasarkan moral.
Namun Groves menentang keras pandangan ini dan menyarankan Harry S Truman, Presiden AS yang baru untuk menggunakan bom terhadap Jepang.
Pada 6 Agustus 1945, sebuah pengebom B-29 menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Diperkirakan dalam beberapa tahun sekitar 200.000 orang tewas sebagai akibat bom atom.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR