Diterima! Namun Nurtanio menolak karena tidak sesuai dengan harapannya. Ia melanjutkan ke AMS. Di sini pula mulai kelihatan minatnya yang lebih cenderung ke seluk-beluk teknik, seperti juga ayahnya yang pejabat Dinas Pekerjaan Umum. Lebih khusus lagi, ia tertarik ke teknik penerbangan.
Keluarga Nugroho rupanya sudah menanamkan minat baca sejak dini dan menyediakan beragam bacaan untuk anak-anaknya.
Tertarik pada bidang penerbangan, Nurtanio remaja yang bertubuh kurus dan sakit-sakitan sering menenggelamkan diri di tengah kesibukannya membuat pesawat-pesawat model di kamarnya. Tidak jarang ia harus dibujuk-bujuk dahulu jika waktu makan tiba.
Seluruh waktu liburnya dihabiskannya untuk merancang dan membuat pesawat model. Pada waktu itu pula, Nurtanio sudah berkorespondensi dengan Wiweko Supono, seorang mahasiswa THS (ITB sekarang) yang punya minat dan kegemaran serupa.
Seperti juga Wiweko di Bandung, guru mereka adalah buku-buku.
Cuma mendorong pesawat
Dalam masa pendudukan Jepang, Nurtanio mendengar Jepang membuka sekolah untuk pemuda-pemuda Indonesia dididik di bidang penerbangan. Ia segera berangkat ke Surabaya dan mendaftarkan diri. Namun setelah beberapa bulan, ia dan kawan-kawannya merasa tertipu.
“Kami cuma disuruh mendorong dan membersihkan pesawat terbang. Tidak lebih dari itu,” katanya.
(Baca juga: Bengkel Ini Semua Pegawainya Perempuan, Sembari Menunggu Kita Juga Bisa Melakukan Manicure di Sini)
Nurtanio pun meninggalkan “sekolah itu” dan melarikan diri dari asrama. Beberapa lama ia harus menyembunyikan diri di rumah orangtuanya di Semarang. Kemudian agar lebih aman, ia pindah ke rumah salah seorang keluarganya di Yogyakarta.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Nurtanio bergabung ke Bagian Rencana dan Konstruksi Kementerian Pertahanan, yang lantas dilantik menjadi anggota TKR bagian penerbangan –kemudian menjadi TNI AU dengan pangkat Opsir Muda Udara II.
Di Bagian Rencana dan Konstruksi itu pula ia bertemu dengan Wiweko, yang meninggalkan Bandung setelah ditugaskan mencari S. Suryadarma ke Sukabumi.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR