“Begini rumahnya. Kalau ada yang bocor saya tambal lagi agar tidak kehujanan,” ungkap Borahima sambil terus memperbaiki atap-atap rumahnya yang lapuk.
Meski mengantongi kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Borahima mengaku belum pernah mendapatkan bantuan.
Borahima mengaku hanya menerima beras raskin dari pemerintah itu pun hanya dijatah lima liter per tiga bulan.
Selebihnya, Borahima hanya mengandalkan hasil usahanya mencari buah kelapa yang jatuh untuk dijual.
“Jalani hidup apa adanya saja,” ungkapnya pasrah.
(Baca juga: Nenek Hansamu Terpaksa Tinggal Sebatang Kara di Tengah Hutan Setelah Rumahnya Dijual Anaknya Secara Sepihak)
(Sumber asli: Kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR