Bisa dibayangkah betapa capeknya menangani "proyek raksasa" itu. "Wah, ya tidak mampu kalau dikerjakan sekaligus. Pekerjaan itu saya cicil, tiap hari saya minta 10 bus diantar kemari," tuturnya sembari menambahkan beberapa nama perusahaan bus yang setia jadi pelanggannya.
Praktek mistik ini menurut Mbah Citro bukanlah klenik atau gaib yang memanfaatkan setan. Sebab katanya, mistik itu tidak harus berarti klenik. Sebaliknya bisa diterjemahkan sebagai kasunyatan..
Hanya orang awam tak mampu menjabarkannya, sehingga kasunyatan dianggapnya klenik. "Saya tak pernah memaksa pasien saya percaya," ujar tokoh yang pada setiap Jumat Pahing libur praktek ini.
Emas memang rajanya logam. Tapi kalau kemudian dianggap mampu menjadi sumber kekuatan atau keselamatan, pastilah butuh kajian khusus. Tentang pemahaman atas benda gaib berikut hubungannya dengan kekuatan yang dimunculkannya, sebenarnya cukup banyak studi telah dilakukan ahli.
Namun seperti diungkapkan oleh para pakar itu sendiri, studi tersebut hanya menyinggung kulit luarnya.
Tapi pola yang mempengaruhi sebab-akibat, tentulah tidak terbatas pada benda dan mantra itu saja. Atau bisa dikatakan hubungan itu hanya bagian kecil dari kekuatan lain dari pemahaman mistik yang lebih luas.
Dalam konteks demikian, maka kemampuan atau kondisi si dukun (condition of the performer) serta kepercayaan kuat si pasien adalah elemen yang sangat penting, dan berpengaruh sekali.
Paranormal Hardjo Suprapto menilai bahan susuk seperti emas, intan, batu meteor, logam titanium, serta lainnya, secara fisika mengandung kekuatan biomagnetis. Sifatnya mirip magnet yang bisa menarik, sebaliknya juga menolak hal-hal yang negatif.
Benda itu jika menyatu dengan “kekuatan dalam" tubuh manusia, niscaya akan memunculkan magnet elektronis.
"Apalagi jika benda itu diambil dari bagian perut bumi paling dalam," kata Hardjo yang purnawirawan tentara itu, "Akan semakin kuat daya magnetiknya, dan semakin besar daya pancarnya.”
(Ditulis oleh B. Soelist. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 1993)
(Baca juga: ‘Acar Kelingking’, Persembahan Anggota Yakuza untuk para 'Bapak' Sebagai Tanda Kesetiaan)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR