Tahun 2004, rosella muncul dan terkenal lagi. Kali itu sebagai sediaan bunga kering untuk minuman herbal. Pemunculan ini rupanya terkait dengan warna bunganya yang merah.
Di kalangan herbalis, warna merah bukan cuma berarti berani tapi sering dikaitkan dengan khasiat untuk mengobati penyakit.
Misalnya saja, buah merah asal Papua yang sempat diyakini sebagai herbal antikanker.
(Baca juga: Anda Sering Kram Perut Saat Haid? Ini 7 Cara Mengurangi Nyeri Haid, Dijamin Manjur!)
(Baca juga: Anjuran-anjuran Kesehatan dari Dokter Jepang Berusia 104 Tahun, Manjur Tidak Ya?)
Tak lama sirih merah diperbincangkan sebagai tanaman multikhasiat. Meski sirih merah memang sudah digunakan turun-temurun sebagai obat tradisional, salah satunya antibiotik.
Rosella yang berwarna merah, belakangan juga bernasib serupa.
Tak salah kalau orang menyebutnya bunga rosella. Memang yang dijadikan minuman bukan keseluruhan bunga, tapi cuma kelopaknya {calyx).
Kelopak inilah yang mengandung vitamin C tinggi. "Bahkan, kandungannya sembilan kali lebih banyak dibandingkan dengan vitamin C di dalam jeruk sitrus (nipis) dan sepuluh kali lipat dibandingkan dengan belimbing," kata Asep Indra Kurniawan, Sales & Marketing Manager PT Liza Herbal International, Bogor, salah satu produsen rosella herbal.
Penjelasannya, setiap 100 g kelopak rosella segar mengandung 260 - 280 mg vitamin C. Jumlah itu tiga kali lipat kadar vitamin C pada anggur hitam.
Seperti kita tahu, di dalam tubuh, vitamin C alami ini berfungsi membantu memperbaiki metabolisme dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Kelopak bunga rosella juga kaya vitamin A, kalsium, kalium, zat besi, natrium, karbohidrat, serat, dan zat-zat gizi lain.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR