Masalahnya, para lelaki malas mencukur rambut ketiak karena secara budaya memang tidak mengharuskan begitu. Berbeda dengan para wanita yang karena "konsep cantik" harus mencukur bulu ketiaknya.
Padahal, menurut para ilmuwan, rambut ketiak pada manusia - lebih panjang dibandingkan dengan semua jenis kera - berevolusi demikian untuk membuat orang memiliki bau yang atraktif. Dengan bau itu orang lain bisa membauinya, dan (mungkin) menyukainya.
BACA JUGA: 'Saya Operasi Keperawanan untuk Menikah, Namun Menyesal Setelah Tahu Siapa Suami Saya'
Havlicek memberi catatan bahwa hasil penelitian bisa saja berbeda jika dilakukan di lain waktu dan tempat.
“Coba saja bayangkan andaikan penelitian ini dilakukan 30 tahun silam ketika budaya mencukur rambut tak umum. Bisa jadi hasilnya berbeda.”
Menarik juga jika penelitian dilakukan sebaliknya. Wanita yang menjadi bahan percobaan.
"Masalahnya, tak banyak wanita yang mau tidak mencukur salah satu ketiaknya selama dua bulan.” (Journal Behavioral Ecology and Sociobiology)
BACA JUGA: Inilah Gustave, si 'Monster' Buaya Raksasa Pembunuh 300 Manusia di Burundi
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR