Benarkah Perempuan Milenial Memilih Tak Mencukur Bulu Ketiaknya sebagai Simbol Perlawanan terhadap Konsep Kecantikan?

Moh Habib Asyhad

Editor

Apa Salah Bulu Ketiak Laura De?
Apa Salah Bulu Ketiak Laura De?

Intisari-Online.com -Ada yang mencengangkan dari temuan survei terbaru tentang standar kencantikan seorang perempuan.

Seolah menjadi kesepakatan, jika ingin tampil cantik, seorang perempuan, salah satunya, harus mencukur habis bulu ketiaknya.

Survei terbaru itu menyebut, ada peningkatan signifikan perempuan yang menolak mencukur bulu ketiaknya dan ingin merayakan kehadiran bulu-bulu itu di tubuhnya.

(Baca juga:Punya Kekayaan Selangit kok Masih Korupsi Juga: Inilah Jumlah Kekayaan Rochmadi Saptogiri Pejabat BPK yang Ditangkap KPK)

Survei yang dilakukan perusahaan riset yang berbasis di Inggris, Mintel, itu melibatkan sekitar 2000 pengguna internet perempuan berusia 16 tahun ke atas, pada 2016 lalu.

Hasilnya, sekitar 77 persen perempuan usia 16-24 tahun memilih mencukur bulu ketiaknya.

Bukan jumlahnya yang masih banyak yang perlu mendapat catatan, tapi jumlahnya yang kian berkurang—karena pada 2014 lalu, prosentase itu berjumlah 84 persen.

Artinya, sekitar satu dari empat wanita dalam survei itu memandang tak perlu mencukur ketiaknya secara rutin.

Selain itu, survei juga menegaskan bahwa 83 persen perempuan generasi milenial menganggap terlalu banyak tekanan pada mereka untuk menghilangkan bulu di tubuhnya, termasuk bulu ketiak.

Tren membiarkan bulu ketiak tetap memanjang rupanya juga menjangkiti kalangan selebritas.

Paris Jackson dan Bella Thorne termasusk selebritas yang bangga bangga menunjukkan ketiaknya yang ditumbuhi rambut-rambut.

(Baca juga:Pasukan SAS Inggris yang Terkenal Hebat Saja Akui Kopassus Lebih Hebat, Masa Kita Tidak?)

Di media sosial seperti Instagram atau Twitter juga muncul tren baru berupa wanita yang tak malu memperlihatkan bulu ketiaknya.

Bagi mereka, memanjangkan bulu ketiak adalah simbol perlawanan terhadap konsep kecantikan yang, terima atau tidak, dibakukan oleh media.