Modal Rp60.000
Beberapa hari sepulang dari Depok, dan masih mengunakan alat bantu jalan, Rulli datang ke sebuah acara musik.
Saat di acara tersebut, Rulli bertemu dengan seseorang yang baginya sudah dianggap sebagai bapak.
Di situ, Rulli dinasihati oleh temannya agar jangan dulu main sebelum sembuh.
Nasihat itu ternyata mengetuk hati Rulli. Ia mulai berpikir untuk menata hidup. Namun Rulli merasa bingung mencari pekerjaan.
"Saya sudah capek hidup di jalanan, mau mencari pekerjaan tapi kan ada tatto. Saya berpikiran pasti sulit, karena tatto jaman segitu masih dianggap tabu," terangnya.
(Baca juga: Hamzah Izulhaq, Otodidak Tulen yang Rela Membatalkan Kuliah Demi Cita-cita Wirausaha)
Rulli akhirnya memutuskan untuk mencoba membuka usaha sablon kaus kecil -kecilan di rumahnya.
Bermodal uang Rp60.000 pemberian pacarnya yang sekarang menjadi istrinya dan menggunakan alat bekas milik kakaknya, Rulli mulai merintis usaha sablon di rumahnya.
"Saat main ke rumah teman-teman jalanan, ternyata mereka punya usaha sablon dan saya sempat bantu-bantu, hingga tahu lah sedikit ilmunya. Tapi masih sablon manual," tuturnya.
Seminggu berjalan, Rulli terpaksa harus pindah tempat produksi. Sebab rumahnya menjadi bau cat sablon dan diprotes oleh orangtuanya.
(Baca juga: Ingin Berwirausaha? Jawab Pertanyaan Ini untuk Tahu Ada atau Tidaknya Bakat Wirausaha dalam Diri Anda)?
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR