Advertorial

Penelitian Ungkap Bahwa Menikah Bisa Kurangi Risiko Demensia, Ini Alasannya

Mentari DP

Penulis

Mereka meneliti hasil dari 15 penelitian berbeda, di mana semuanya meneliti korelasi antara risiko demensia dan status penikahan.
Mereka meneliti hasil dari 15 penelitian berbeda, di mana semuanya meneliti korelasi antara risiko demensia dan status penikahan.

Intisari-Online.com – Menikah bukan hanya soal menyatukan dua orang manusia untuk menghabiskan sisa hidup bersama.

Selain berbahagia, ada banyak manfaat dari menikah yang tidak ketahui banyak orang. Bahkan salah satunya adalah bisa mengurangi risiko salah satu gangguan kognitif.

Wah, kok bisa?

Hasil tersebut di dapat dari penelitian yang dilakukan para peneliti dari University College London.

(Baca juga:Selain Langka, Golongan Darah AB Berpotensi Lebih Besar Terkena Demensia)

(Baca juga:Ini 11 Makanan Enak Untuk Kurangi Risiko Demensia)

Mereka meneliti hasil dari 15 penelitian berbeda, di mana semuanya meneliti korelasi antara risiko demensia dan status penikahan.

Lalu dengan menggabungkan hasil dari 15 penelitian tersebut, para peneliti dapat menghasilkan data lebih dai 800.000 orang di seluruh dunia.

Hasilnya, para peneliti telah menemukan bahwa menjadi lajang di sepanjang sisa hidup seseorang dapat meningkatkan risiko pengembangan demensia sebesar 42% dibandingkan seseorang yang sudah menikah.

Tidak hanya itu, orang-orang yang telah menjadi janda atau duda juga memiliki risiko lebih besar. Ada kemungkinan meningkat sekitar 20%.

Demensia.

Menurut Dr. Laura Phipss dari Alzheimer’s Research UK, ada banyak alasan mengapa menikah bisa mengakibatkan sejumlah manfaat kesehatan.

“Orang yang sudah menikah cenderung lebih beruntung secaa finansial, faktor yang terjalin erat dengan banyak aspek kesehatan kita,” kata Laura dilansir dari independent.co.uk.

“Selain itu, pasangan dapat membantu mendorong kebiasaan sehat, mencari tahu kesehatan pasangannya, dan memberikan dukungan sosial yang penting.”

Pernikahan dan perawatan bersama adalah dua hal yang bisa diberikan oleh pasangan satu sama lain untuk mengurangi faktor kondisi ini di kemudian hari.

(Baca juga:Demensia, Skizofrenia, dan Autisme Terkait dengan Kekurangan Vitamin B12?)

Perlu diketahui, demensia adalah suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran (gangguan kognitif).

Kondisi ini ditandai dengan keadaan seseorang yang sering lupa akan sesuatu, keliru, dan emosi yang naik-turun.

Artikel Terkait