Di tengah perjalanan, ketika melintasi Pulau Jawa, Indonesia, Speedbird 9 terperangkap di tengah abu letusan Gunung Galunggung.
Akibatnya empat mesin B747 tersebut mati karena menyedot debu silika Gunung Galunggung.
Kemudian, pilot menurunkan ketinggian jelajah dari 36.000 kaki menjadi 12.000 kaki. Beruntungnya, pilot berhasil menyalakan kembali mesin pesawat setelah terbang di ketinggian yang lebih rendah dan terbebas dari debu vulkanik.
Pada akhinya, Speedbird 9 melakukan pendaratan di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
(Baca juga: Bermodal Truk, para Relawan Ini Evakuasi Hewan Ternak dan Peliharaan dari Ancaman Gunung Agung)
Perlu diketahui, jika debu gunung berapi sulit untuk dihilangkan dan membutuhkan waktu lama untuk menghilangkan sepenuhnya.
Jika biarkan dalam jangka waktu lama, maka debu yang menempel dalam badan atau komponen pesawat bisa menyebabkan retakan-retakan halus di bodi pesawat.
Retakan di badan pesawat, sekecil apapun, tentu sangat membahayakan.
Sebab, badan pesawat di desain agar bisa “mengembang” dan “mengempis” saat di udara dan di darat karena ia menyesuaikan tekanan udara.
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR