Pada 1956, para peneliti lain meminta Wu membantu mereka membuktikan hipotesis mereka tentang rincian hukum paritas.
Hukum ini menyatakan bahwa objek dan bayangannya dalam cermin harus berperilaku sama, walau terbalik—kanan jadi kiri dan sebaliknya.
Dan eksperimen kompleks Wu mengonfirmasi hipotesis mereka, dan tim itu akhirnya memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada 1957. Ironisnya, mereka tidak pernah mengakui kontribusi Wu.
Meski begitu, minimnya kredit kepada Wu tidak menghentikannya.
Ia justru menjadi presiden perempuan pertama American Physical Society dan menerima National Medal of Science.
Wu lalu menikmati karier yang panjang sebagai profesor terkemuka. Lebih dari itu, ia mendapat sematan paling besar di bidangnya sebagai “Ibu Negara Fisika”.
Pada sebuah konferensi untuk menghormatinya pada 1997, peraih Nobel Leon Lederman banyak bercerita tentang standar yang diterapkan Wu saat mereka keduanya berkolaborasi.
“Minggu penuh penderitaan yang saya alami 40 tahun yang lalu bersama kolega yang terhormat, CS Wu mengajari saya pelajaran tentang apa artinya menjadi ilmuwan hebat. Artinya, validitas hasil (penelitian) harus mendapat prioritas tertinggi.”
Francis Beaufort: memetakan semua perairan
Ketika masih remaja sekitar tahun 1870-an, Francis Beaufort melaut bersama British Royal Navy.
Pada pelayaran pertamanya itu, yang menuju China, kapal yang ia tumpangi kandas, karena navigasi yang kurang akurat.
Beaufort dan anggota kru lainnya menghabiskan waktu sekitar lima hari di perairan terbuka sebelum diselematkan. Pengalaman mengerikannya itu membuatnya terbiasa menghadapi sulitnya kehidupan.
Saat menjadi taruna, Beaufort mulai membuat laporan cuaca setiap dua jam alih-alih 12 atau 24 jam.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR