Advertorial

Punya Tekanan Darah Rendah, Begini Cara Olahraganya

Moh Habib Asyhad

Penulis

Bahkan, sejumlah penelitian mengatakan, olahraga terbukti sebagai salah satu resep jitu untuk mencegah dan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Bahkan, sejumlah penelitian mengatakan, olahraga terbukti sebagai salah satu resep jitu untuk mencegah dan mengurangi risiko berbagai penyakit.

Intisari-Online.com – Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh.

Bahkan, sejumlah penelitian mengatakan, olahraga terbukti sebagai salah satu resep jitu untuk mencegah dan mengurangi risiko berbagai penyakit.

“Meski demikian, olahraga tidak bisa banyak dilakukan bagi mereka yang bertekanan darah rendah (90/60 atau kurang). Sebab, efek yang ditimbulkan setelah berolahraga adalah penurunan tekanan darah,” jelas dr. Sophia Hage, SpKO., dokter spesialis kesehatan olahraga di Klinik Lighthouse Wahid Hasyim, Jakarta.

(Baca juga:Khasiat Tersembunyi Bawang Merah, Ampuh Hajar Sembelit Dan Tekanan Darah Tinggi)

(Baca juga:Ternyata Begini Peran rokok Dalam Meningkatkan Tekanan Darah Sesorang)

Hal itulah yang membuat, terkadang mereka yang bertekanan darah rendah mengalami beberapa gejala, seperti pusing, kepala terasa ringan, dan kesemutan ketika berolahraga.

Akan tetapi, hal tersebut bukan alasan untuk tidak berolahraga. Sebetulnya, dengan tetap berolahraga secara teratur justru dapat membuat tekanan darah rendah menjadi stabil atau normal.

Hal ini disebabkan adanya peningkatan kekuatan otot dan kebugaran jantung serta paru-paru. Selain itu, kemampuan jantung untuk memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh menjadi lebih efisien.

Bagi mereka yang bertekanan darah rendah dapat memilih olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan organ jantung dan paru-paru, sehingga dapat membuat tekanan darah menjadi normal. Misalnya, renang, jalan cepat, rowing (mendayung), jogging, bersepeda, dan pilates.

Selain itu, juga dapat memilih olahraga yang sifatnya dapat meningkatkan kekuatan otot, yakni latihan beban dengan intensitas ringan dan latihan kalistenik (olahraga yang menggunakan beban tubuh kita sebagai beban untuk latihan).

Begitu juga mengenai durasi waktu berolahraga. Sebetulnya, tidak ada batasan waktu tertentu bagi mereka yang bertekanan darah rendah untuk membatasi waktu berolahraga.

American College of Sport Medicine merekomendasikan, untuk hidup sehat diperlukan sekitar 150 menit per minggu untuk berolahraga.

Jadi, baik mereka yang bertekanan darah rendah, normal, atau tinggi, sebaiknya tetap memenuhi waktu tersebut.

Akan tetapi, yang harus diperhatikan dan terpenting adalah penekanan terhadap intensitas olahraga. Seperti memulai olahraga dengan sesi pemanasan yang benar dan menaikkan intensitas secara perlahan-lahan dari intensitas rendah ke sedang kemudian ke tinggi.

Begitu juga menurunkan intensitas secara perlahan-lahan sebelum benar-benar berhenti berolahraga. Ingat, jangan langsung melakukan olahraga dengan intensitas tinggi dan memberhentikan olahraga secara tiba-tiba.

Sebab, hal tersebut dapat menimbulkan gejala tekanan darah rendah, seperti pusing, mual, dan bahkan pingsan.

Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika berolahraga, mereka yang bertekanan darah rendah harus memperhatikan beberapa hal penting.

Pertama, menghindari olahraga yang menyebabkan perubahan postur tubuh, seperti posisi kepala lebih rendah dari jantung secara tiba-tiba.

Kedua, pastikan minum air putih secukupnya untuk menghindari dehidrasi selama berolahraga.

Ketiga, apabila mulai merasa pusing, segera duduk atau berbaring sampai kondisi membaik.

Selamat berlatih.

(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 2016/Esra Dopita)

Artikel Terkait