Pemerintah pun sedang merumuskan berbagai strategi menambal defisit tersebut.
Beberapa alternatif strategi yang diusulkan antara lain melibatkan daerah untuk ikut serta membiayai program jaminan kesehatan nasional (JKN), mengalokasikan penerimaan cukai hasil tembakau, termasuk meminta BPJS Ketenagakerjaan berbagi klaim.
(Baca juga: Meski Harus Meningal Dunia, Ibu Ini Lebih Memilih Melahirkan Bayinya dengan Sesar Dibanding Melalukan Kemoterapi)
Strategi itu diharapkan bisa memutus defisit BPJS Kesehatan yang terus terjadi sejak diluncurkan pada 2014.
Pada 2014 defisit BPJS Kesehatan Rp3,3 triliun dan naik menjadi Rp5,7 triliun pada 2015.
Pada 2016 defisit BPJS Kesehatan kembali naik jadi Rp9,7 triliun.
Pemicu utama defisit adalah mismatch antara iuran BPJS dan pembiayaan klaim.
Pada semester I 2017 iuran peserta hanya Rp35,96 triliun sementara klaim Rp41,18 triliun.
Artinya rasio klaim 114%.
Per Agustus 2017 defisit BPJS Kesehatan Rp8,52 triliun dan hingga akhir tahun ini diperkirakan melebihi Rp10 triliun.
(Baca juga: Masih Ramai-ramai Soal Operasi Sesar, Ini 14 Tips Agar Ibu Cepat Pulih Setelah Operasi Sesar)
(Agus Triyono)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “BPJS Kesehatan evaluasi klaim bedah sesar”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR