"Kesemua motif ini dikreasikan langsung oleh warga binaan PT RAPP dan Pemda dengan inspirasi dari alam sekitar," ujarnya.
Selain kelima motif tersebut, ada koleksi batik tulis lainnya yang telah didaftarkan untuk dimintai hak patennya yaitu daun sawi, daun pakis, pohon sawit, buah sawit dan daun sawit.
Terkait pemasarannya, masih Siti menjelaskan batik gelombang bono ini telah menembus pasar internasional diantaranya China, Brazil, Singapura, Malaysia bahkan Afrika Selatan.
Ia menambahkan pada Riau Expo 2017 kali ini untuk tetap bisa bersaing dan eksis kaum ibu berinovasi tidak hanya menjadikan bahan pakaian, namun aneka batik terutama motif gelombang bono dibuat menjadi scraft, dompet, tas, tempat tisu, dan lain sebagainya.
"Ini sebagai bentuk kreasi batik gelombang bono agar semakin diminati oleh masyarakat. Kami dibantu oleh PT. RAPP untuk pemasaran, kalau ada tamu luar negri mereka membeli untuk dijadikan cinderamata, " pungkas Siti Nurbaya.
(Baca juga: Empat Kunci Sukses Berwirausaha di 2017)
(Fazar Muhardi dan Vera Lusiana)
Artikel ini sudah tayang di antaranews.com dengan judul “Pengerajin batik motif "gelombang bono" raih omzet Rp300 juta/bulan”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR