"Saya selalu ingin menjadi bagian dari wasit-wasit terbaik dunia. Motivasi seperti itu sangat penting," katanya.
"Sebagai wasit, tugas saya bukan mengubah permainan. Tapi memuaskan semua orang," imbuhnya.
Masih kata Collina, dia merasa wajib menjaga tontonan sepakbola dengan melindungi para seniman kulit bundar dari cedera, serta mengawasi dengan ketat aksi-aksi diving.
"Pemain harus disadarkan terus-menerus pentingnya menghormati rekan seprolesi. Di Italia, kami berkampanye untuk meninggalkan permainan kasar selama bertahun-tahun. Hasilnya, jumlah pemain yang cedera makin berkurang."
Namun, sekuat apa pun karakter Collina, toh dia tetap bisa berbuat kesalahan. Klub AS Roma bahkan secara resmi meminta Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) agar tak lagi menugaskan wasit kelas dunia itu pada pertandingan mereka selanjutnya.
AS Roma menganggap Collina "membantu" AC Milan menang I - 0 dalam pertemuan kedua klub raksasa itu akhir tahun lalu. Karena gol Filippo Inzaghi pada babak kedua terjadi setelah dia menahan umpan Andriy Shevchenko dengan tangan.
Pieriuigi Collina sebenarnya sempat meragukan gol itu, tapi setelah berbicara dengan penjaga garis, dia akhirnya mensahkan gol semata wayang itu.
Kejadian kedua, saat AS Roma menghadapi Inter Milan. Collina tidak memberikan penalti untuk Roma; ketika Ivan Cordoba menarik kaus Vincenzo Montella.
Padahal, saat itu Montella sedang berancang-ancang menembak ke arah gawang. Sial buat Collina, tayangan ulang televisi menunjukkan, Cordoba jelas-jelas melakukan pelanggaran.
Si "Kojak" juga melakukan kesalahan menjelang akhir pertandingan, dengan memberikan lemparan ke dalam untuk Inter, yang berbuah gol.
Padahal, bukti foto menunjukkan, pemain terakhir yang menyentuh bola adalah pemain Inter, bukan pemain belakang AS Roma, Jonathan Zebina.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR