Penulis
Intisari-Online.com – Setiap negara seperti berlomba membangun menara tinggi-tinggi sebagai kebanggaan nasional. Termasuk Malaysia dengan Menara Kuala Lumpurnya, yang merupakan salah satu dari empat menara tertinggi di dunia.
Menghabiskan dana tak kurang dari Rp 267,5 miliar, menara itu antigempa dan antitopan. Tahukah Anda kalau perancangnya adalah putra Indonesia?
Mari kita simak tulisan Irwandi/Asita D.K. Suryanto tentang menara kebanggaan Malaysia ini, seperti dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 1998.
Selain memiliki perdana menteri yang dikenal vokal dan berani mengecam berbagai kebijakan Barat yang sering dia anggap merugikan negaranya, Malaysia juga sangat peduli dengan pengembangan berbagai objek wisatanya.
Baca juga: Tak Beda Jauh dengan Indonesia, Begini Negeri Jiran Malaysia Merayakan Kemerdekaannya
Salah satunya dengan membangun sebuah menara menusuk langit, yang ingin diusung sebagai unsur kebanggaan nasional Malaysia. Namanya Menara Kuala Lumpur (KL), yang terletak di lbu kota negeri jiran itu.
Menara KL (baca: kei-el) yang puncaknya menyentuh angkasa 421 m itu dibangun sejak 1994 dan diresmikan penggunaannya oleh PM Dr. Mahathir Mohamad pada September 1996.
la merupakan menara keempat tertinggi di dunia setelah Menara CN (Kanada, 553 m), Menara Ostankino (Rusia, 537 m), dan Menara Shanghai (Cina, 460 m). Bandingkan dengan ketinggian Monas, kebanggaan masyarakat Indonesia, yang menjulur 132 m ke udara.
Namun kita pun boleh medompleng kebanggaan Malaysia karena bagaimanapun desain rancangan menara itu lahir dari tangan Ir. Achmad Moerdijat, putra Indonesia lulusan Institut Teknologi Bandung, kendati sudah sejak lama ia bermukim di negeri itu.
Baca juga: Raja Malaysia Kembalikan Dana Perayaan Ulang Tahunnya Demi Bantu Negaranya Bayar Utang
Selain ketinggiannya, Menara KL memiliki sejumlah keunikan. Yang patut disebut umpamanya, konstruksi bangunannya dirancang begitu rupa sehingga andaikata digoyang gempa bumi atau angin ribut, menara jangkung ini seolah bagaikan pohon yang lentur mengikuti arah tiupan angin atau goyangan gempa sampai sejauh 1,5 m di bagian puncaknya.
Hebatnya lagi, jika gejala alam itu terjadi, konon mereka yang sedang berada di dalamnya tidak akan merasakan gerakan apa-apa sejak menara itu condong hingga kembali ke posisi semula.
Mungkin karena itulah fondasi Menara KL ini dibuat sampai kedalaman 117 m yang membutuhkan semen sekitar 7.100 m3 dan waktu dua minggu terus-menerus hanya untuk menuangkannya.
Pembangunan menara yang mengisap dana tak kurang dari RM 250 juta (± Rp 267,5 miliar) itu digarap oleh kontraktor asal Jerman yang sudah berpengalaman dan terkenal dengan karya-karya raksasanya sejak 1875.
Berbobot mati 100.000 ton, Menara KL konon merupakan adikarya ke-11 perusahaan kontraktor tersebut.
Dengan luas lantai 7.700 m2, pada dasarnya menara itu terdiri atas tiga bagian utama, yaitu fondasi, badan, dan kepala menara serta terbagi dalam tujuh tingkat dengan fungsi yang berlainan.
Pintu utama menara terbuat dari batu marmer yang dipesan khusus sehingga mirip dengan pemandangan luar Taj Mahal di India. Pada beberapa tempat di sekelilingnya dipasang kaca berkimia untuk mencegah masuknya polusi udara ke dalam menara.
Mungkin juga termasuk jerebu alias asap yang mungkin datang lagi akibat kebakaran hutan di Indonesia.
Baca juga: Proyek Kereta Malaysia Kacau, Kereta Indonesia Malah Makin Mewah
Desain puncak menara yang berbentuk nenas diilhami oleh nama kawasan Bukit Nenas, tempat menara didirikan. Bagian luar dan dalam puncak menara diberi sentuhan ukiran bercirikan islami yang dibuat oleh para seniman dari Timur Tengah.
Ada 12 buah lampu yang mengelilingi menara, masing-masing berharga RM 1.500. Semuanya menyala selama 24 jam dan menyuguhkan keindahan tersendiri di malam hari.
Tak sempurna tanpa Menara KL
Sebagai objek wisata dan tempat hiburan, tempat ini cukup memadai. Selain dilengkapi pusat perbelanjaan, juga restoran, gedung bioskop, kios cendera mata, tempat seminar, kantor pos, musala, tempat penukaran uang, tempat telepon internasional, ruang pameran, dan toilet tentu saja.
Baca juga: Kalah Telak, Atlet Pencak Silat Malaysia Ini Lakukan Hal Tak Terpuji pada Lawannya
Bagi mereka yang membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai pembangunan menara ini, tersedia teater mini yang akan mempresentasikan gambaran selengkapnya.
Selain sebagai landmark, Menara KL nantinya juga berfungsi sebagai pusat komunikasi Malaysia. Berbagai peralatan komunikasi canggih akan ditempatkan di sana, termasuk stasiun meteorologi dan stasiun RTM (Radio dan Televisyen Malaysia).
Dari kawasan hotel berbintang lima di daerah Bukit Timah menuju Menara KL bisa ditempuh dengan naik taksi, RM 5 ongkosnya. Harga tiket untuk naik ke menara RM 15 bagi orang dewasa, sementara anak-anak di bawah usia empat tahun hanya RM 8.
Tiket dilampiri brosur detail tentang kawasan tersebut. Di lobi menuju lift, lampu berwarna kuning keemasan memancar terang ditambah pantulan dari atap kubah yang seperti mozaik kaca cermin.
Kalau sedang ramai, pengunjung harus antre sebelum masuk ke lift yang pintunya akan terbuka secara otomatis jika tiket yang mirip kartu kredit itu dimasukkan ke dalam sebuah celah. Empat buah lift yang tersedia, dalam empat menit akan melambungkan pengunjung ke tingkat tertinggi menara itu.
Selama dalam lift, pemandu memberikan informasi mengenai ketinggian yang telah dicapai setiap menitnya.
Masih ada satu lagi lift yang khusus dipakai bagi calon pengunjung restoran berputar Seri Angkasa. Untuk bisa menikmati sajian makanan Eropa dan Malaysia serta menyaksikan pemandangan Kuala Lumpur dari ruangan yang berputar itu, pengunjung mesti merogoh kocek lagi untuk membeli tiket khusus seharga RM 48 per kepala.
Kalau ingin menikmati lebih jelas pemandangan yang terhampar di bawah sana, tersedia teleskop. Dengan memasukkan koin RM 1 ke boks teleskop, selama dua menit pengunjung bisa menyaksikan berbagai aktivitas masyarakat Kuala Lumpur melalui teleskop.
Baca juga: Kurs Ringgit Juga Anjlok, Ekonomi Malaysia Melemah, Ekonomi Indonesia Kok Malah Tumbuh Pesat?
Bahkan jika hari cerah, birunya Selat Malaka pun akan tampak dengan jelas. Begitu pun Menara Petronas, menara kembar tertinggi di dunia yang baru saja selesai dibangun tampak anggun di seberang sana.
Sementara pembangunan Menara Jakarta di Kemayoran, yang konon akan jadi menara tertinggi di dunia, masuk dalam daftar penjadwalan ulang, rasanya tidak ada salahnya jika kawasan Monas yang sudah kita miliki dibenahi, sehingga bisa menjadi objek wisata yang semakin layak dikunjungi wisman maupun wisdom.
Seperti kata orang Malaysia, "Lawatan Anda ke Kuala Lumpur tidak akan sempurna tanpa mengunjungi Menara KL", penduduk Jakarta pun bisa dengan bangga mengatakan hal senada, "Kunjungan Anda belum lengkap tanpa mengunjungi Monas."
Baca juga: Mega Proyek Malaysia-China Bikin Makin Bangkrut, Inilah Kebijakan yang Diambil PM Malaysia