Penulis
Intisari-Online.com – "Astaga, sudah pantas menjadi nenek masih juga bias diberi obat perangsang," komentar seseorang ketika membaca berita perkosaan terhadap wanita setengah baya dengan obat perangsang.
Lepas benar tidaknya laporan itu, ada baiknya juga untuk mengetahui obat perangsang apa saja yang ada dalam pasaran dan apa efeknya (juga untuk bapak!).
Berita tentang penyalahgunaan obat selalu menarik perhatian. Seorang gadis (atau wanita) baik-baik, kalau tidak waspada dalam pergaulan bebas sekarang ini, bisa-bisa menjadi korban.
Kasus yang klasik kita baca secara berkala dalam media massa ialah: korban dirayu untuk menelan tablet tertentu, agar terbius, tapi sekaligus juga terangsang gairah kewanitaannya.
Baca juga: Putri Duyung yang Sebenarnya Punya Air Mata yang Dipercaya Bisa Jadi Obat Perangsang Cinta
Lalu berakhir dengan skandal seks. Tapi biasanya tak disebut dalam kisah, apa nama obat yang dipaksakan itu, apa isinya, dan bagaimana duduknya perkara sampai menimbulkan pembiusan, tapi sekaligus juga rangsangan itu.
Aphrodisiacum
Biasanya orang menduga bahwa tablet itu obat asmara, yang di kalangan perdukunan dikenal sebagai aphrodisiacum. Anehnya, kalau obat itu kita cari dalam buku-buku farmasi dan kedokteran resmi, sampai setengah mati kita tidak akan berhasil menemukan nama jenis barangnya, meskipun istilah aphrodisiacum itu disebut-sebut di sana sini dalam buku, secara sambil lalu.
Baca juga: Ini Dia, Enam Makanan Perangsang Otak Anak
Ternyata, pengertian 'obat' memang hanya disediakan bagi senyawaan yang mampu menyembuhkan penyakit saja. Bukan lainnya yang macam-macam!
Kita juga akan ditertawakan atau dipasangi muka bersungut-sungut, kalau pergi ke apotek lalu mengatakan hendak membeli tablet aphrodisiacum.
Aphrodisiacum ternyata hanya beredar di kalangan para kwaksalver (tukang jual obat) kaki lima saja. Disebut aphrodisiacum, karena dihubungkan dengan nama Aphrodite, dewi kecantikan pujaan orang Yunani kuno. Sang dewi ini bukan penduduk Yunani asli, tapi warga negara asing, berasal dari daerah timur Phoenicia.
Pada dasarnya, ia mula-mula dianggap sebagai dewi kesuburan. Jadi dewi dari perkawinan secara baik-baik dan keluarga terhormat yang mengemban tugas mengasuh anak sebagai generasi penerus.
Baca juga: Biasa Digembleng Melampui Batas, Pasukan Khusus Jadi Mudah 'Terangsang' Jalankan 'Mission Imposible'
Tapi entah bagaimana asal mulanya, orang Yunani kuno yang berbakat mendongeng menganyam cerita yang bukan-bukan tentang dewi cantik yang satu ini. Lalu, dari perkawinan yang suci, ia berubah menjadi dewi cinta, dalam segala bentuk dan eksesnya.
Diseruduk celeng
Menurut Hesiodus, ia lahir dari benih Uranus (dewa angkasa, suami Gaea, dewi bumi) yang tercecer di laut, lalu membuahkan anak berbentuk buih {aphros = busa). Tapi dalam buku Iliad yang 24 jilid, karya Homerus itu, anak ini diceritakan sebagai putri Zeus (Ketua Dcwan dewa-dewa) dan Dione (salah seorang selir dari kalangan manusia).
Kemudian, setelah menjadi remaja putri, Aphrodite yang setengah dewi setengah bukan itu dikisahkan sebagai isteri Hephaistos, putra Zeus dan permaisurinya: Dewi Hera.
Baca juga: Ternyata Si Pahit Pare Juga Punya Bahaya Tersembunyi, Bisa Merangsang Keguguran Lo!
Tapi Aphrodite mempunyai kekasih gelap, Ares, saudara kandung Hephaistos. Jadi iparnya sendiri. la melahirkan Putri Harmonia, yang jelas diragukan, yang mana ayahnya yang sebenarnya di antara kedua dewa bersaudara itu.
Memang terlalu, mitos Yunani kuno ini!
Tapi yang lebih mengerikan ialah, masih banyak lagi orang lain yang dikisahkan sebagai suami Aphrodite. Antara lain Anchises, pangeran dari Troya, yang menghasilkan anak laki-laki Aeneas.
Bagaimana mungkin seorang pangeran umat manusia kawin dengan dewi? Dalam mitos, semuanya memang bisa.
Baca juga: Wahai Suami, Begini 3 Cara Mengejutkan Merangsang Klitoris dan Membawa Perempuan ke Orgasme
Kekasih gelap lain ialah Adonis, seorang pemburu muda belia yang 'cakep'. Adonis ialah anak Raja Cyprus, Cynyras, yang kawin dengan putrinya sendiri:Myrrha. Wah! Lha, Adonis macam begitu juga menjadi kekasih Aphrodite.
Tapi kemudian ia mati diseruduk celeng, kiriman Hephaistos yang cemburu.
Tidak mengherankanlah bahwa jamu perangsang asmara kemudian diberi istilah aphrodisiacum saja, mengingat gairah orang yang berminat menggunakannya tidak jauh bedanya dengan Dewi Aphrodite.
Baca juga: Wahai para Wanita, Inilah Cara Terbaik Merangsang G-Spot Pria
Macam apa?
Sebenarnya, makanan tertentu yang bergizi tinggi pun bagi orang dalain kondisi tertentu sudan bersifat merangsang, seperti kuningnya telur ayam yang mentah dicampur madu, daging kambing yang disate, telur ikan caviaar digentor sampanye, daging ikan Sidat yang disop.
Juga saus yang pedas bisa menghangatkan badan dan menambah gairah, meskipun tidak selalu begitu terhadap setiap orang, karena macam-macam faktor lain juga turut campur.
Pengaruh 'mendorong semangat' dan menambah kebinalan yang berdasarkan rangsangan sungguh-sungguh, juga sudah sejak lama dikenal dari pemakaian alkohol seperti bir, tuak, anggur, sampanye, dan sebangsanya, walaupun alkohol sebenarnya sekaligus juga menurunkan syahwat, setelah merangsang.
Baca juga: Untuk Para Istri, Ini 7 Langkah Merangsang Suami agar Rutin Berhubungan Seks
Shakespeare, yang nampaknya mengetahui pengaruh ganda dari alkohol ini, menyuruh pengawal Macbeth berkata: "Lechery, Sir, it provokes and unprovokes; it provokes the desire, but it takes away the performance."
Lama-lama orang sadar bahwa antara gairah dan kemampuan ada perbedaan yang nyata. Karena alkohol mendorong dua-duanya, maka ia kemudian tidak dipandang sebagai aphrodisiacum lagi.
Merusak ginjal
Aphrodisiacum yang terkenal benar-benar merangsang ialah Spanish fly. Ini sama sekali bukan lalat Spanyol, tapi seekor kumbang kecil (hanya 2 cm), Lytta vesicatrix dari familias Meloidae, yang hidup di Eropa Tengah dan Selatan.
Ia mengandung cantharid (sampai dulu pernah disebut Cantharis vesicatoria) yang menimbulkan rasa gatal pada kulit (kalau sedikit), atau lepuh (kalau banyak), seperti lepuh akibat kena bulu ulat gatal.
Bubuk halus hasil gerusan kumbang ini, yang sudah kering, pada zaman primitif abad ke-13 dulu digunakan sebagai ramuan dalam love drinks berisi alcohol nenek moyang orang Eropa.
Gairah yang timbul disebabkan oleh rangsangan zat cantharid itu terhadap urat saraf alat kelamin, akibat radang yang timbul pada selaput lendir. Jelas berbahaya.
Baca juga: Enam Cara Merangsang Klitoris Wanita agar Mencapai Orgasme yang Kuat
Kemudian ternyata pula bahwa pemakaian Spanish fly secara gegabah merusak selaput lender bagian lain yang juga dalam tubuh, dinding usus, dan ginjal. Biasanya juga menimbulkan kematian, kalau dosisnya terlalu tinggi.
Pada zaman sekarang, setelah banyak orang yang mengerti, ia sudah tidak dipakai lagi sebagai aphrodisiacum, karena memang tidak ada lagi dukun Eropa yang menjual bubuk Spanish fly seperti dulu. Itu karena kesadaran masyarakat sendiri.
Spanish fly kini hanya terdapat sebagai bahan bacaan dalam kisah petualangan asmara saja.
Namun zat catharid itu sendiri, yang kemudian diketahui khasiatnya sebagai obat pelepuh, pelepuh oleh kalangan kedokteran resmi dipakai sebagai ramuan obat gosok, untuk meningkatkan peredaran darah pasien, sehingga menghilangkan rasa sakit.
Baca juga: Tujuh Langkah Merangsang Suami Agar Rutin Berhubungan Seks
Tentu, dosis yang dipakai sedikit sekali, agar tidak membahayakan jiwa. Cantharid untuk keperluan kedokteran ini dulu diekstrakkan dari pangkal sayap blister beetles (tidak hanya dari Spanish fly saja), dan diedarkan sebagai cantharid.
Tapi karena ekstraksi demikian tidak efisien, sedang pemakaiannya masih membahayakan jiwa juga kalau gegabah terlalu banyak, maka orang kemudian sejak tahun 1941 membuatnya secara sintetik, setelah mengetahui rumus bangun senyawaan itu.
Dengan perubahan sedikit, berhasil dibuat cantharid camphor (yaitu senyawaan Isobenzofuran, dengan dua gugusan metil dan dua gugusan keton), yang diedarkan sebagai cantharidin.
Baca juga: Tips Seks: Merangsang Zona Sensitif Seksualnya
Lebih berani
Sementara itu, di kalangan kedokteran tahun 1931 juga telah ditemukan obat stimulan yang dikenal sebagai amphetamina; suatu senyawaan l-fenil-2-amino propana.
la mendorong kegiatan sistem urat saraf pusat kita yang tadinya macet, lalu digunakan oleh para dokter untuk melawan depresi ringan. Pasien saraf yang merasa berkecil hati, murung, susah, putus asa, bahkan takut, karena tekanan batin, bisa menjadi optimis, berbesar hati, riang atau lebih berani mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi mentalnya, setelah diobati dengan itu.
Tapi karena ia mempunyai akibat sampingan 'membuat ketagihan', maka penggunaannya memerlukan kontrol yang ketat dari dokter yang bersangkutan.
Orang tak henti-hentinya mencari obat lain yang lebih bagus. Kemudian sejak tahun 1959 ditemukan sejumlah obat baru yang juga bersifat anti depresi seperti itu, yang dikenal sebagai obat penghambat monoamine oxydase.
Baca juga: Benarkah Makanan Afrodisiak itu Bekerja Sesuai Fungsinya untuk Hubungan Seksual?
Antara lain Isocarboxazid (diperdagangkan dengan nama Marplan), Isonhotinic acid (diedarkan sebagai Niamid), Phenelzhie sulfat (Nardil), dan masih banyak lagi yang lain.
Namun obat-obat modern ini masih saja menimbulkan efek sampingan, berupa rasa kantuk dan pusing, sampai dikira sebagai 'obat bius'. Dipakai secara serampangan, ia menyebabkan penyakit kuning, karena terganggunya tugas hati. Bagi penderita sakit hati, ia tidak boleh dipakai.
Ini pula sebabnya, orang-orang lanjut usia yang karena mengalami masa 'remaja kedua' lalu menggunakan salah satu obat stimulant itu sebagai 'obat kuat', hatinya agak rusak. Lalu dirumahsakitkan
"Kenapa, Bapak kita?"
"Kena levernya!"
Baca juga: Mengejutkan! 20 Persen Pria Heteroseksual Justru Terangsang saat Menonton Film Porno Jenis Ini
Sayang, sampai sekarang masih belum jelas bagaimana cara obat itu menjalankan aksinya dalam badan kita, namun orang memang tidak kekurangan teori.
Salah satu di antaranya ialah bahwa senyawaan itu meningkatkan kadar hormon serotonin dan norepinephrin dalam otak, hingga memperbaiki kerja sistem urat saraf.
Kalau obat stimulan yang sebenarnya diciptakan untuk mengobati pasicn sakit saraf ini disalahgunakan juga sebagai 'obat perangsang', agar gadis calon korban 'lebih berani', waaah, memang ngeri.
Anak malang yang setelah merasa mulai ada gelagat tidak baik dari teman kencannya, lalu berdebar-debar, takut, bisa menjadi tidak takut lagi. Di depan polisi yang menerima pengaduan (setelah semuanya berakhir), biasanya dijelaskan: 'Saya diberi obat perangsang'. Meskipun bukan.
Kealiman yang semula mengekang seseorang agar tidak melanggar pagar ayu kesusilaan, dalam pcrgaulan bebas antar muda mudi, dengan pengaruh obat stimulan itu bisa kendor. Lalu kebablasan.
Mestinya kita harus lebih waspada mengawasi dan melindungi putra-putri kita terhadap bahaya penyalahgunaan obat ini. Putra-putri, yang semestinya bisa menjadi kusuma harapan bangsa. Tanpa cela. (Intisari edisi Agustus 1983)
Baca juga: Tidur Itu Ajaib, Bisa Tetap Kentut dan Terangsang