Find Us On Social Media :

Kisah Mata Hari yang Menjadi Mata-mata untuk 2 Negara dan Kepalanya Disimpan Setelah Ia Ditembak Mati

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 31 Juli 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com – Ada orang Belanda merencanakan suatu museum untuk Mata Hari alias Margaretha Geertruida Zelle.

Bagi kebanyakan orang nama Mata Hari masih diingat sebagai ratunya mata-mata, wanita pemikat laki-laki yang menjual rahasia-rahasia militer kepada musuh. Tetapi di tahun-tahun belakangan ini timbul banyak keraguan tentang peranan sebenamya yang pernah dijalankan oleh penari eksotis yang bernama Indonesia ini.

Apakah Mata Hari bukan hanya kambing hitam pejabat-pejabat Perancis untuk menyembunyikan kegagalan-kegagalan di bidang militer di belakang kisah-kisah mata-mata yang dahsyat-dahsyat?

Dalam bukunya yang terbit dalam tahun 1964, "De moord op Mata Hari" (Pembunuhan atas Mata Hari), wartawan Belanda Sam Wagenaar tiba pada kesimpulan, bahwa Mata Hari malah seorang mata-mata Perancis, yang tak pernah bekerja untuk pihak Jerman.

Baca juga: Tangguh, Kuat, dan Terkenal Gesit, Inilah Mata-mata Perempuan Rusia Paling Terkenal di Masa Perang

Wagenaar, yang telah banyak mengerjakan riset untuk maskapai film MGM, pada tahun 60-an berhasil memperoleh file tentang Mata Hari dari Scotland Yard.

la berulang kali mengutip ucapan mata-mata wanita di pihak Perancis Marthe Richards, bahwa Mata Hari "seharusnya bisa dianugerahi bintang Legion d'Honneur serta disebut sebagai pahlawan Perancis".

Telah berpuluh-puluh buku diterbitkan selama tahun-tahun duapuluhan dan tigapuluhan, yang sebagian besar bersifat sensasi murahan dan berisi isapan jempol yang paling fantastis.

Lambat-laun semuanya itu berkembang menjadi suatu mitos yang sulit dihapuskan dari  anggapan kebanyakan orang, walaupun ada beberapa penulis yang secara objektif berusaha mencari fakta-fakta yang sebenarnya.

Baca juga: 'Agen Mata-mata' Cantik Rusia Ini Tawarkan Seks Demi Bisa 'Tembus' Organisasi Penting AS

Pada waktu ini di Paris terdapat banyak bahan yang menarik, yang akan lebih banyak mengungkapkan fakta-fakta tentang Mata Hari, namun rupanya belum ada penulis yang tertarik mengerjakannya.

Dalam tahun 1967 arsip tentang proses pengadilan Mata Hari telah dinyatakan terbuka untuk umum, setelah lewat limapuluh tahun. Seorang Belanda penggemar Mata Hari, J.H. Stuessy dewasa ini berusaha mendirikan suatu museum di kota Efde.

Stuessy tahun ini akan ke Paris untuk meminta kembali tengkorak kepala Mata Hari yang waktu ini disimpan pada salah satu universitas di Paris. la menghendaki agar kepala itu disimpan di negeri Belanda, sebab Mata Hari, yang nama aslinya Margaretha Zelle, adalah tetap seorang wanita Belanda dari daerah Friesland, puteri seorang pembuat topi di kota Leeuwarden.