Penulis
Intisari-Online.com – Seorang Jerman bernama Ernst Schnabel menulis biografi Anne Frank, judulnya: "Anne Frank, Spur eines Kindes" — Anne Frank, jejak seorang anak. Dalam buku itu disebutkan polisi yang menggrebeg tempat persembunyian Anne Frank. Seorang sersan mayor bernama Silberthaler.
Ir. Wiesenthal dari Wina membaca biografi itu. la menaruh minat karena ia sedang mengumpulkan bahan-bahan dokumentasi tentang kejahatan-kejahatan tentara Nazi. Ia ingin mengusut benarkah polisi yang menangkap Anne Frank itu Silberthaler namanya?
Setelah diselidiki ternyata salah ejaan. Bukan Silberthaler melainkan Silberbauer. Nama itu tercantum dalam salah satu laporan Gestapo tentang orang-orang Yahudi yang diketemukan di kantor Gestapo Amsterdam.
Ketika Ir. Wiesenthal menjalankan penyelidikan itu, Silberbauer masih berdinas pada kepolisian Austria. Hasil penyelidikannya segera ia laporkan kepada pembesar polisi Wina. Tak lama kemudiah Silberbauer dipecat dari jabatannya.
Baca juga: Lembar Rahasia dari Buku Harian Anne Frank Terungkap, Berisi Lelucon 'Nakal'
Wartawan majalah Jerman Quick masih sempat bertemu dengan Silberbauer sebelum ia menghilang.
Kepada wartawan itu ia menuturkan pengalamannya: "Tanggal 4Agustus "1944 masih segar dalam ingatan saya. Saya baru bersiap-siap hendak makan, teleon berbunyi.
Pemberitahuan, di Prinsengracht 263 (Amsterdam) ada orang-orang Yahudi yang bersembunyi. Anak buah segera saja kumpulkan. Kami 8 orang berangkat. Knop bel kami tekan. Pintu dibuka keluarlah seorang lelaki.
Rupanya ia kepala gudang tempat itu. Atas pertanyaan salah seorang anak buah saya, ia menunjuk keatas tanpa mengatakan sesuatu.
Kami segera menemukan pintu rahasia yang tersembunyi di belakang almari buku. Para penghuni simpang siur dalam ruangan sempit itu. Karena tak ada tempat saja tetap berdiri didepan pintu.
Seorang saja tetap tenang. Ia memperkenalkan diri dengan nama "Frank". Katanya ia pernah bekerja sebagai perwira cadangan dalam tentara Jerman. Diceriterakannya juga; sudah 25 bulan mereka bersembunyi disitu.
Baca juga: Meski Sudah Berusia 75 Tahun, Buku Harian Anne Frank Masih Relevan hingga Sekarang
Karena saja tak percaya, dipanggilnya seorang gadis. Anak itu mungkin Anne Frank. Ia disuruh berdiri pada tiang pintu. Pada tiang itu terdapat garis-garis yang menunjukkan pertumbuhan anak gadis itu sejak ia datang hingga waktu itu. Memang sudah jauh lebih tinggi".
Wartawan Quick menunjukkan buku harian Anne Frank yang sudah diterjemahkan kedalam 20 bahasa serta disaksikan oleh jutaan orang dari aneka bangsa pada layar film. Pada sampul buku harian itu terdapat potret Anne Frank.
Sambil memperhatikan potret itu Silberbauer berkomentar: "Pada waktu itu Anne Frank lebih cantik".
Menurut Silberbauer orang yang menelpon dia dan menunjukkan tempat persembunyian Anne-Frank adalah Gerard van Maaren, kepala gudang Prinsengraht 263. Kalau itu benar, terbongkarlah rahasia, siapa sebenarnya pengkhianat Anne Frank.
Penggerebegan tempat persembunyian Anne Frank terjadi pada tanggal 4 Agustus 1944. Setahun kemudian ialah pada bulan Maret 1945 hanya 2 bulan sebelum Hitler menyerah, Anne Frank dibunuh di penjara konsentrasi Bergen Belsen.
Baca juga: Misteri Pembunuh Anne Frank pada Perang Dunia II Akhirnya Terkuak
Dalam buku hariannya ia meninggalkan petunjuk tentang pengkhianatnya, namun tidak cukup terang.
Dalam buku hariannya tanggal 16 September ia menulis: "Kepala gudang v. M. sangat menggelisahkan kami. Ia mulai mencurigai "Secret Annexe" (tempat persembunyian) kami. Akhir-akhir ini ia ingin tahu banyak hal. Sukar untuk mengelakkan perhatiannya. Padahal ia tak dapat dipercaya.”
Atas dasar itu seorang bernama Gerard van Maaren pada tahun 1949 ditangkap atas tuduhan mengkhianati Anne Frank dan 7 orang lain penghuni "Secret Annexe".
Selama pendudukan Jerman van Maaren memang benar bekerja sebagai kepala gudang Prinsengracht 263. Tetapi bukti tentang pengkhianatannya kurang. la dilepaskan.
Sekarang berdasarkan penegasan bekas polisi Gestapo Silberbauer, pengadilan Belanda membuka lagi penjelidikannya. Gerard van Maaren sendiri kini sudah berusia 68 tahun.
Atas tuduhan baru itu ia memprotes keras: Tuduhan itu fitnahan belaka. Aku tak tahu menahu tentang hal itu. Bukan saya pengkhianatnya .. (Quick Desember 1963)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 1964)