Advertorial

Lembar Rahasia dari Buku Harian Anne Frank Terungkap, Berisi Lelucon 'Nakal'

Adrie Saputra
Adrie Saputra
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Anne Frank menulis buku diari saat dia bersembunyi dari para Nazi Jerman. Namun ada halaman yang tertutup oleh kertas dan tidak dapat dibaca.
Anne Frank menulis buku diari saat dia bersembunyi dari para Nazi Jerman. Namun ada halaman yang tertutup oleh kertas dan tidak dapat dibaca.

Intisari-Online.com - Annelies Marie 'Anne' Frank lahir 12 Juni 1929 adalah seorang pengarang dan penulis buku harian.

Ia adalah salah seorang Yahudi korban Holocaust yang paling sering dibicarakan.

Buku harian yang ditulisnya pada masa perang, 'The Diary of a Young Girl', telah diadaptasi menjadi sejumlah drama dan film.

Lahir di kota Frankfurt di Jerman Weimar, ia menjalani sebagian besar masa hidupnya di Amsterdam, Belanda.

Baca juga:Demi Capai Puncak Gunung, Rombongan Pendaki Ini Tega Tinggalkannya Temannya yang Terkena Hipotermia

Lahir sebagai warga negara Jerman, Frank kehilangan status kewarganegaraannya pada tahun 1941.

Pasca kematiannya, ia meraih ketenaran internasional setelah buku hariannya diterbitkan.

Buku harian tersebut mengisahkan pengalamannya bersembunyi ketika Jerman menduduki Belanda semasa Perang Dunia II.

Keluarga Frank pindah dari Jerman ke Amsterdam pada tahun 1933, tahun ketika Nazi mulai berkuasa di Jerman.

Pada bulan Mei 1940, mereka sekeluarga terjebak di Amsterdam setelah Jerman menduduki Belanda.

Karena penganiayaan terhadap penduduk Yahudi semakin meningkat pada bulan Juli 1942, keluarga tersebut bersembunyi di belakang rak buku di gedung tempat ayah Anne bekerja.

Dua tahun kemudian, mereka sekeluarga dikhianati dan diangkut ke kamp konsentrasi.

Anne Frank dan kakaknya, Margot Frank, akhirnya dipindahkan ke kamp konsentrasi Bergen-Belsen dan meninggal dunia di sana pada bulan Februari 1945.

Baca juga:Mapolda Riau Diserang Kelompok Bertopeng, 4 Pelaku dan 1 Polisi Tewas

Halaman-halaman baru dari buku harian asli Anne Frank telah diterbitkan.

Buku harian Anne sebelumnya ada bagian yang sengaja ditutup oleh kertas dan tidak diketahui apa isinya.

Anne telah menyembunyikan dua halaman buku harian masa kecilnya yang asli dengan kertas coklat yang di rekatkan sebelum penerbitannya, meninggalkan misteri tentang isi di bawahnya.

Menggunakan teknik pemindaian digital, para peneliti kini menemukan bahwa halaman-halaman berisi empat lelucon kasar dan pemikirannya tentang pendidikan seks.

Tulisan terang-terangan membahas periode, mekanisme seks, dan pemahamannya tentang prostitusi yang pernah didengarnya melalui ayahnya, Otto.

Menurut Leopold, direktur eksekutif dari museum Anne Frank House, tulisan-tulisan Frank tidak mengherankan ketika remaja itu secara terang-terangan membahas perkembangan seksualnya di tempat sepanjang buku harian itu.

Tidak jelas mengapa Anne merasa terpaksa menyembunyikan tulisannya tetapi Leopold percaya bahwa dia khawatir orang lain akan menemukan buku hariannya dan membacanya.

Baca juga:Kisah Kelam Olahraga Tinju: Saat Pertandingan Amal Justru Jadi Ajang Pertumpahan Darah

Anne menulis halaman pada September 1943, kurang dari tiga bulan setelah dia dan keluarganya dipaksa bersembunyi dari pasukan Nazi di sebuah pavilyun rahasia di belakang sebuah rumah kecil di tepi kanal Amsterdam.

Tentang prostitusi, ia menulis, "Semua pria, jika mereka normal, pergi dengan wanita, wanita seperti itu menyapa mereka di jalan dan kemudian mereka pergi bersama."

"Di Paris mereka memiliki rumah besar untuk itu. Papa ada di sana."

Sementara pada subjek periode, dia mengatakan mengenai tanda bahwa dia sudah 'matang' untuk memiliki hubungan dengan seorang pria tetapi seseorang tidak melakukan itu tentu saja sebelum seseorang menikah.

Baca juga:Pria Ini Bocorkan 10 Alasan Kenapa Banyak Pria Bule Suka Wanita Indonesia

"Siapa pun yang membacatulisan tersembunyi Anne yang telah ditemukan tidak akan mampu menahan senyum," kata Frank van Vree, direktur Institut Belanda untuk Perang, Holocaust dan Studi Genosida.

Anne baru berusia 15 tahun ketika dia dan saudara perempuannya meninggal di kamp konsentrasi Bergen-Belsen pada tahun 1945, setelah menderita tifus.

Ayahnya, Otto, adalah satu-satunya anggota keluarga yang selamat dari perang dan memiliki buku harian Anne yang diterbitkan dua tahun setelah ia dibebaskan pada tahun 1947. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Artikel Terkait