Penulis
Intisari-Online.com- Joseph Stalin sebagai diktator Uni Soviet tetap menjadi bagian masa lalu dari sejarah Rusia.
Pemikiran dan kisahnya dipelajari di seluruh penjuru dunia dan mendatangkan pujian sekaligus cacian.
Baru-baru ini, dua jurnalis Rusia terkenal, Maxim Shevchenko dan Nikolai Svanidze, berkelahi atas perbedaan pandangan itu.
Mereka adu jotos saat debat di stasiun radio Komsomolskaya Pravda yang juga disiarkan live YouTube (30/1).
Baca Juga:Jika Telinga Anda Berdenging, Maka Itu Merupakan Pertanda dari 5 Hal Ini
Baca Juga:Kunjungan Presiden ke Afghanistan, Antara 'Kenekatan' Jokowi dan Profesionalisme Paspampres
Insiden tersebut terjadi saat diskusi mengenai peran Stalinisme di Rusia.
Topik perdebatannya adalah: "Apakah Stalinisme adalah penyakit yang harus diobati?"
Menurut Nikolai Svanidze (liberal), Stalin memperburuk keadaan negara yang sedang terkena bencana dengan berperang melawan Hitler.
Namun pada 1941 sebanyak 3,8 juta orangberterimakasih dan terpikat dengan Stalin.
Di sisi lain, Maxim Shevchenko (pro Kremlin) mengatakan bahwa "tidak seperti Prancis, Uni Soviet tidak mau berlutut melawan kekuatanfasis, namun melawan balik."
Shevchenko kemudian mengatakan bahwa perkataan Svanidze sama dengan meludahi makam pasukan Soviet yang gugur.
Svanidze yang tidak terima kemudian mengejek Shevchenko sebagai pengecut dan keadaan memanas hingga terjadi baku pukul.
Penyiar radio yang menjadi moderator di situ pun tampak panik dan mememanggil orang lain untuk melerainya.
Belakangan, Svanidze mengakui bahwa itu adalah kesalahannya.
"Saya harus menahan diri, saya salah telah tersinggung dengan ucapan Maxim Shevchenko bahwa saya 'meludahi makam,' saya tak dapat menahan emosi," ucapnya dilansir pada Pravdareport.com.
Baca Juga:Benarkah Suku Asli Pakistan Ini Keturunan Pasukan Aleksander Agung yang Kesohor Itu?
Shevchenko kemudian mengatakan bahwa dia bukan pemenang dalam diskusi dan debat intelektual itu.
"Bukan saya yang memulai ancaman, jika Anda mulai mengancam, seharusnya Anda tahu akan ada tanggapan atasnya," kata Shevchenko.
Baca Juga:Tak Ada Hubungannya dengan Ganja: Berikut 6 Fakta Rastafari sebagai Aliran Filsafat