Debum benturan tanduk antara dua ekor domba sedikitnya harus dilakukan sebanyak 25 kali. Biasanya, wasit akan menghitung, dibantu oleh seorang anggota panitia.
Setelah 15 kali aduan, domba biasanya ditarik terlebih dahulu agar saling menjauh. Itulah kesempatan beristirahat, kesempatan pemilik domba untuk memijat bagian leher domba agar tidak tegang.
Selanjutnya, adu domba dilanjutkan hingga hitungan ke-25.
Siapakah sang pemenang? Seekor petarung dianggap menang apabila dapat memenuhi beberapa hal.
Pertama, jauhnya jarak mundur saat akan menabrakkari tanduknya, keindahan bulunya, serta kesehatan dan kekuatan badannya.
Tak dipungkiri, adu domba menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan harga jual seekor domba.
Semakin sering mengikuti pertandingan, semakin mahal harganya. Bisa mencapai Rp 2,5 – 10 juta.
Hebatnya, sering terjadi transaksi berlangsung tak lama setelah pertandingan. Jadi, ini rupanya yang perlu diamati.
Tradisi dan ekonomi bisa berjalah berdampingan. (Sabai Basuki)
(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 2003)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR