Advertorial

Dwarika, Kota Emas Milik Raja Khrisna. Mitos atau Benar-benar Ada?

Ade Sulaeman

Editor

Apakah Dwarika, tempat tinggal Raja Krishna, memang betul ada atau tidak? Selama berabad-abad banyak orang melakukan doa di tempat ini.
Apakah Dwarika, tempat tinggal Raja Krishna, memang betul ada atau tidak? Selama berabad-abad banyak orang melakukan doa di tempat ini.

Intisari-Online.com – Apakah Dwarika, tempat tinggal Raja Krishna, memang betul ada atau tidak? Selama berabad-abad banyak orang melakukan doa di tempat ini.

Mereka mempercayainya sebagai kota suci. Tetapi belakangan ini para ahli purbakala mulai membicarakan adanya Dwarika yang terletak di tempat lain.

Beberapa petunjuk telah ditemukan di bawah perairan biru Laut Arab.

Pencarian terus berlanjut untuk menemukan Dwarika, Dwarika Kota Emas, seperti yang disebutkan dalam kitab-kitab suci.

Apakah ini mitos atau kenyataan, hanya waktu yang bisa mengungkapnya.

Tidak ada tempat lain yang lebih penting dan berharga bagi para arkeolog selain India, sebab sejarahnya kaya akan mitos dan legenda.

Di tengah banyaknya mitos dan legenda, sungguh sulit jadinya menggali fakta-fakta dari cerita rekaan. Salah satu tokoh legenda itu adalah Dewa atau Raja Krishna.

Negerinya, Dwarika, diyakini terletak di Mathura, tapi sejumlah ahli purbakala telah menemukan beberapa jejak Kota Emas itu di Laut Arab.

Para arkeolog dan pakar sejarah, yang berpendapat kalau Negeri Dwarika terletak di Laut Arab, memperkuat anggapan mereka dengan pendapat-pendapat seperti berikut ini.

Mengacu pada epos Mahabharata, Kansa telah diberi tahu tentang takdirnya yang kejam saat dia membawa saudara perempuannya yang baru saja menikah, Devaki, dan suaminya, Vasudeva, kembali ke rumah mereka.

Dia telah diperingatkan kalau anak kedelapan dari pasangan itu dinyatakan bakal menyebabkan kematian dirinya (Kansa).

Percaya akan ramalan yang belum pasti benar, Kansa justru berbuat keji terhadap saudarinya.

Dia membunuh semua anak saudarinya itu. Namun, dia tidak bisa lolos dari takdirnya.

Anak kedelapan, yang kemudian dikenal sebagai Raja Krishna, berhasil selamat, dan ramalan pun digenapkan dengan terbunuhnya Kansa oleh Raja Krishna.

Sorak sorai kemenangan bergema di mana-mana, tetapi di Magadha ayah angkat Kansa, Jarasandha, bersumpah untuk membalas dendam.

Dia berulang kali menyerang untuk mendesak Raja Krishna meninggalkan Mathura.

Kemudian dia pergi ke Saurashtra dan mendirikan Dwarika Nagari di reruntuhan Kota Kusasthali, yang pernah didirikan oleh Revata 200 tahun yang lalu.

Revata yang merupakan putra Anarta adalah leluhur Raja Krishna.

Naskah yang diambil dari Harivansa (bagian akhir dari epos Mahabharata) itu lebih lanjut mengisahkan tentang negeri Raja Krishna yang ditumbuhi pohon kelapa dan tetumbuhan lain secara berlimpah.

Tapi karena wilayah daratan kurang mencukupi, maka sebagian laut juga dimasukkan menjadi bagian dari wilayah kerajaan, dan atas titah Raja Krishna air laut itu pun menyusut sehingga membentuk daratan.

Kisah itu terus berlanjut, selama 36 tahun negeri itu tumbuh menjadi negeri yang makmur.

Setelah Raja Krishna "mukti" (wafat), laut itu mendatangkan bencana bagi Dwarika. Tetapi Raja Krishna telah mengetahui lebih dulu malapetaka itu sebelum terjadi.

Lalu ia memerintahkan Arjuna untuk mengosongkan negeri itu dalam waktu tujuh hari setelah kematiannya.

Arjuna mematuhi perintah Raja Krishna, dan sesaat setelah semua warga pergi meninggalkan kota, air laut mengalir dahsyat dan dalam sekejap seluruh kota tenggelam.

Tidak ada satu pun tanda-tanda kehidupan yang tersisa.

Para ahli sejarah, yang meyakini bagian kisah tersebut dan menemukan sejumlah bukti penting peninggalan purbakala di wilayah laut itu, sepenuhnya menganggap bahwa wilayah itu tidak lain adalah Dwarika, Negeri Raja Krishna.

Namun, mereka yang kritis tidak menerima pandangan ini. Mereka menginginkan bukti-bukti kongkret yang terkait langsung dengan Dwarika.

Selama bukti-bukti kuat itu belum ditemukan, mereka menolak menerima penjelasan itu.

Mereka yang meyakini teori itu mempertahankannya dengan menggarisbawahi adanya kesamaan antara kerang bersimbol teratai yang ditemukan di tempat itu dan yang disebut dalam epos Mahabharata.

Sebagai tambahan, para pendukung teori ini menegaskan, berbagai kuil yang ditemukan di wilayah ini pastilah dibangun di atas reruntuhan kuil-kuil lama.

Akhirnya, para pendukung menyatakan, bukit Raivataka, tempat Negeri Dwarika dulu berada, pastilah perbukitan Barda pada masa kini.

Selain kisah Mahabharata dan kisah Puranic, Ghata Jataka yang disusun tidak lebih dari abad ke-3 SM turut memberikan gambaran hidup tentang Vasudeva dan kesembilan saudaranya yang bertempur dalam banyak peperangan sebelum akhirnya menetap di Dwarika, sebuah negeri indah dengan bukit di satu sisi dan laut di sisi lain.

Dr. Jayantilal Thakkar, seorang penduduk Dwarika, ketika melakukan penelaahan cermat di wilayah itu, menemukan sisa rumah-rumah, gerabah, koin, dan berbagai gelang tangan atau kaki yang terpendam tanah.

Berdasarkan temuan itu, dia menegaskan bahwa Dwarika Raja Krishna terletak di bawah Kuil Dwarkadhish atau tak jauh darinya, tapi kemudian tenggelam oleh laut.

Prof. H. D. Sankalia dari Universitas Decan, Pune, sampai batas tertentu meyakini kebenaran teks-teks ini.

Lewat penggalian dia menemukan sebuah catatan di luar Kuil Dwarkadhish pada tahun 1963.

Penggalian berlangsung selama beberapa hari dan hasilnya membawa dirinya semakin dekat pada dugaannya bahwa terdapat empat tempat tinggal, satu di bawah lainnya.

Tapi dia tidak setuju jika temuannya itu dianggap sebagai Kota Emas Krishna.

Sankalia hanya mengatakan, "Semua temuan mengarah kepada sebuah peradaban yang sangat kuno."

Di lain pihak, Dr. S.S. Rao dari Universitas Kelautan India juga melakukan penggalian di Kuil Dwarkadhish tahun 1979.

Dia menemukan pilar-pilar berukir dan pondasi sebuah kuil dari abad XII, juga sebuah Kuil Vishnu dari abad IX.

Dua buah kuil dari masa yang lebih baru juga ikut ditemukan. Nyatanya, ketakjubannya belum seberapa dibandingkan ketika Dr. Rao menemukan sisa-sisa peninggalan dari delapan buah perkampungan di tempat yang sama.

Perkampungan pertama, katanya, sudah pasti berdiri sekitar abad ke-15 SM. Hal ini mengungkapkan bahwa laut telah menimbulkan malapetaka sekitar 35.000 tahun yang lalu, dan kota yang runtuh itu pastilah Dwarika, Negeri Raja Krishna.

Penggalian-penggalian di lepas pantai selanjutnya membuahkan penemuan sebuah benteng yang sangat besar berbentuk sabit, juga dinding benteng dan bangunan-bangunan lain.

Semuanya ditemukan dalam jarak 800 mil dari Kuil Samudra Narayan, yang terletak di dekat pelabuhan Dwarka di Gomati Ghat.

Banyak benda kuno yang ditemukan di pantai itu, misalnya kulit-kulit kerang, tanda segel dan lainnya, juga menunjukkan keberadaan negeri Dwarika, Kota Emas, seperti dikisahkan dalam Mahabharata.

Namun, apakah Kota Emas yang dimaksud itu adalah Kota Emas Raja Krishna atau bukan tampaknya sulit dipastikan.

Karena tidak ada bukti-bukti arkeologis yang lengkap, misteri tentang Kota Emas Raja Krishna ini masih akan terus berlanjut.

(Seperti pernah dimuat di Buku 24 Misteri Aneh di Dunia – Intisari)

Artikel Terkait