Pihak sekolah, yang menyangkal bertanggung jawab atas kematian anak itu, mengatakan keluarganya menuntut kompensasi.
Seorang anggota staf wanita di sekolah itu mengatakan bahwa empat kerabat telah melakukan protes di luar sekolah pada hari Selasa - setelah memulai protes pada 5 November - dan pihak berwenang sekolah berencana untuk mengambil tindakan hukum karena merusak reputasinya.
"Kami berusaha sebaik mungkin untuk menjaga sekolah tetap beroperasi seperti biasa, selanjutnya kami ingin membawa ke jalur hukum," kata wanita itu.
Sekolah itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa keluarganya telah meminta 1,2 juta yuan (Rp 2,5 miliar) dari sekolah, karena mereka percaya itu adalah potongan rambut yang telah menyebabkan kematian Bi.
Baca Juga : Demi Dapatkan Uang Rp15 Miliar, Suami Ini Tega Membantu Istrinya Bunuh Diri
"Sekolah hanya menawarkan 100.000 yuan (Rp 200 juta)", katanya, tetapi belum mencapai kesepakatan.
Sekolah juga membantah memaksanya untuk memotong rambut.
"Kepala sekolah, setelah mendapatkan persetujuan dari siswa dan orangtuanya, membawanya ke penata rambut. Dia mendapat potongan rambut yang dipotong pendek, bukan rambut kepala yang dibotak," kata sebuah pernyataan dari sekolah.
"Dan setelah itu, baik siswa maupun orangtuanya tidak mengeluh [ke sekolah]."
Source | : | scmp.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR