Advertorial
Intisari-Online.com – Nasib malang dialami oleh sebuah keluarga pekerja migran di daerah Nizhny Novgorod, Rusia.
Niatnya mau istirahat di kampung halaman tidak bisa terlaksana karena rumahnya sudah menjadi jalanan beraspal.
Itulah yang dialami oleh keluarga Valeria Udalov.
Sebagian rumah mereka di Desa Zavod telah dihancurkan dan menjadi jalanan beraspal.
Pintu rumah mereka pun hanya berjarak satu meter dari jalan yang ramai dengan kendaraan itu.
Valeria dan keluarganya sering meninggalkan rumah mereka karena bekerja di kota tetangga.
Namun, mereka sering pulang kembali ke rumah di kampungnya di Zavod saat liburan.
Malangnya, rumah mereka kini tidak bisa ditempati lagi.
Pemerintah setempat ‘membebaskan’ rumahnya agar ada ruang untuk pembangunan jalan beraspal yang melintasi desa tersebut.
Menurut Valeria, tidak ada seorang pun yang menghubungi keluarga mereka akan rencana pembangunan jalan tersebut.
Itu sebabnya ia kaget karena rumahnya sudah hancur dan barang-barang milik mereka bertebaran.
Belum lama ini cerita Valeria Udalov dan suaminya menjadi berita utama di berbagai media di Rusia.
Pasalnya, mereka menempatkan balok-balok kayu yang melintangi jalanan tersebut.
Aksi memblokade jalanan itu dilakukan di jalanan persis di bagian depan rumah. Bahkan mereka memasang tenda untuk bermalam di sana.
Aksi itu mereka lakukan untuk meminta pertanggung jawaban pemerintah setempat. Mereka juga meminta ganti rugi atas kerusakan rumah dan barang-barang.
Menurut Valeria, sebelumnya mereka sudah menghubungi pejabat setempat dan menceritakan masalahnya.
Mereka melengkapi laporan itu dengan bukti-bukti tertulis kepemilikan rumah mereka.
Sayangnya, laporan mereka tidak mendapat jawaban yang jelas.
Petugas malah menyalakan Valeria karena terlalu lama meninggalkan rumahnya sehingga sulit dihubungi dan akhirnya rumah dihancurkan.
Kemudian mereka menyadari kebodohan pernyataan mereka dan mengajukan alasan yang lebih sensitif.
Siapapun yang merancang rencana pembuatan jalan baru gagal menghubungi pemilik rumah tidak mengambil alih masalah itu, jadi mereka menyatakan sebagai milik negara dan pekerja berhak untuk menghancurkannya.
Dilansir dari situs setempat Lenta, keluarga Udalov menolak untuk menyingkirkan blokade jalan mereka sampai mendapat ganti rugi yang layak.
Keluarga itu menuntut ganti rugi sebesar 3,6 juta rubel atau sekitar Rp 8 juta.
Karena jalanan diblokade, pengemudi kendaraan harus berputar atau melintasi tepian jalan.
Sementara pemerintah Nizhny Novogorod menyelidiki kasus ini dan akan memutuskannya pada minggu ini.