Advertorial

Di Mana-mana Kok Bertemu dengan Si Pemarah Yang Suka Berteriak, Begini Cara Menghadapinya

Moh Habib Asyhad

Editor

Si pemarah terkadang sangat sulit dihadapi. Apalagi jika dia marah-marah sambil berteriak. Duh, bagaimana menghadapinya?
Si pemarah terkadang sangat sulit dihadapi. Apalagi jika dia marah-marah sambil berteriak. Duh, bagaimana menghadapinya?

Intisari-online.com -Si pemarah yang gemar marah-marah sambil berteriak memang menyebalkan. Saat ia marah, volume dan intonasi suaranya akan meningkat.

Ketika seseorang marah dengan cara berteriak di depan kita, sebetulnya ia ingin menunjukkan kontrol dan kuasanya di depan kita.

Jika dikaji lebih dalam lagi, orang yang berteriak marah sebenarnya bertujuan untuk mengintimidasi.

(Baca juga:Ajaib! Berkat Seekor Kucing Lucu, Kakek Ini Berhenti Jadi Sosok Pemarah dan Keras Kepala)

Mereka berteriak karena sangat lemah dalam kemampuan untuk mengatasi masalah, merasa terancam , hilang kendali, kebiasaan sejak kecil, merasa diabaikan, dan kepribadian yang agresif.

Kita tidak hanya merasa suaranya memekakkan telinga, namun hati kita juga terluka diteriaki di depan mata.

Lalu bagaimana menghadapi tipikal orang yang suka marah dengan cara berteriak?

1. Tetaplah tenang dan jangan mau termakan amarahnya.

Ingatlah, saat seseorang berteriak marah, problemnya bukanlah terletak pada kita, namun mereka.

Si pemarahlah yang tidak dapat mengendalikan dirinya. Jika kita bereaksi sedih atau malah berbalik marah, maka situasi akan semakin buruk dan masalah tidak terselesaikan.

2. Upayakan untuk menilai situasi dengan cara pandang yang benar.

Dengan begitu kita akan memahami harus bagaimana menghadapi si pemarah. Apakah menunggunya selesai berteriak marah atau lebih baik meninggalkannya.

Ingat, Anda tidak pantas untuk diteriaki oleh orang lain yang tidak bisa mengendalikan amarahnya.

3. Jangan pula mengiyakan dan mengakui kalimat yang diucapkan olehnya ketika ia marah.

Karena jika kita terlihat merasa bersalah ketika ia berteriak, itu akan membuatnya terus melakukan cara yang sama ketika marah pada kita.

4. Berjuanglah untuk tetap tenang, jangan balik berteriak.

Ketika orang berteriak marah di depan kita, kita cenderung terpicu untuk bereaksi dengan cara yang sama.

Namun ingatlah, reaksi dengan teriakan, kritik, dan tanggapan negatif lainnya hanya akan memperbutuk suasana.

Biarkan dia berteriak, namun tunjukkan bahwa kita tidak dapat menerima perlakuannya.

5. Katakan padanya bahwa kita membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sejenak.

Ketika ia selesai berteriak, katakan padanya bahwa kita ingin menenangkan diri sejenak. Sebab teriakannya pasti meningkatkan adrenalin kita juga.

Sebaiknya menjauhkan diri darinya sebelum emosi kita juga tidak terkendali.

6. Setelah emosi kita tenang, berbicaralah baik-baik pada orang itu.

Cobalah untuk mendengarnya dan merespons dengan bijaksana. Kemungkinan besar hal ini memang memakan waktu yang lama, tergantung siapa yang meneriaki kita.

Jika itu pasangan, mungkin waktunya lebih singkat.

Namun bila yang meneriaki kita atasan, mertua, ipar, dll, kemungkinan besar membutuhkan waktu lama untuk dapat berbicara baik-baik. Namun jangan menyerah, hubungan baik selalu layak untuk dipulihkan.

Ingatlah, ketika kita tidak berbalik berteriak, bukan berarti kita lemah. Justru kita menunjukkan kekuatan mental yang stabil ketika kita bisa tetap tenang menghadapi si pemarah.

Artikel Terkait