Intisari-Online.com – Seperti kita ketahui, batuk itu sebetulnya bukanlah suatu penyakit, tetapi refleks dari tubuh setiap orang yang mengalami rangsangan atau gangguan pada saluran pernapasannya.
Jadi, bila Anda ingin mengobati atau menghilangkan batuk pada seseorang atau dari Anda sendiri, haruslah mencari tahu penyebab batuk Anda tersebut.
Seseorang bisa batuk atau terbatuk-batuk karena terkena rangsangan udara yang berpolusi, asap pabrik, asap rokok, bau-bauan, gas yang merangsang, atau kekurangan oksigen.
Orang batuk juga bisa karena saluran pernapasan atau paru-parunya terkena infeksi kuman-kuman tertentu, kemasukan zat, cairan, atau benda-benda padat tertentu.
Baca Juga : Ini Cara Membuat Bawang Bombai Jadi Obat Batuk Tanpa Efek Samping, Mudah Banget!
Selain itu udara dingin pun dapat menyebabkan seseorang terbatuk-batuk atau bersin-bersin.
Yang dimaksud di sini adalah udara yang lembap.
Oleh karena itu memilih obat batuk haruslah yang tepat. Obat batuk yang ada di pasaran bebas - dapat dibeli tanpa resep - umumnya terdiri atas obat atau campuran obat yang mengandung bahan obat yang dapat mengeluarkan lendir atau riak.
Maksud mengeluarkan lendir atau riak itu agar saluran napas bersih dari gangguan atau rangsangan yang dapat mengakibatkan batuk.
Kini Anda dapat memaklumi mengapa anak-anak yang pilek terus-menerus lama-kelamaan sering jadi menderita batuk.
Baca Juga : 7 Manfaat Spesial Bunga Bougenvil yang Tidak Anda Ketahui! Bisa untuk Obat Batuk Lho!
Dalam perdagangan, dikenal 2 golongan obat batuk, yaitu: a) Obat batuk yang dapat mengeluarkan lendir/riak atau dahak yang disebut dengan nama ekspektoran. b) Obat batuk yang tidak dapat mengeluarkan lendir, tetapi dapat menekan saraf batuk kita.
Obat batuk golongan a biasanya mengandung salah satu atau campuran bahan obat seperti succus liquiritiae, salmiak, ammonium-chloride, bromheksin, carbosistein atau derivatnya, derivat guaiacol seperti guaiphenesin dan thiocol, serta ipecac.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR