Advertorial

Inilah Daftar Lengkap Obat Batuk dan Flu Alami, Lengkap dengan Cara Mengolahnya

Ade Sulaeman

Penulis

Sayang, karena tidak praktis – meski lebih aman – obat alamiah itu pelan-pelan tergusur oleh obat sintetis.
Sayang, karena tidak praktis – meski lebih aman – obat alamiah itu pelan-pelan tergusur oleh obat sintetis.

Intisari-Online.com – Sebenarnya sejak dulu alam sudah memberikan solusi bagi berbagai macam penyakit manusia.

Sayang, karena tidak praktis – meski lebih aman – obat alamiah itu pelan-pelan tergusur oleh obat sintetis.

Namun, seiring dengan merebaknya efek sampingan obat-obatan sintetis, obat alamiah kini dilirik lagi.

“Batuk? Ambil saja umbut cangkuang (Pandanus furicatus) kemudian makan langsung mentah atau disekam dahulu dalam bara api (dibubuy)," ujar si pemandu lapangan di Citalahab saat melakukan survei tumbuhan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat.

Lain lagi dengan orang lindu (Sulawesi Tengah) yang menyarankan cukup dengan minum air rebusan daun balimoa (Blumea baisamifera) untuk mengobati batuk sekaligus asma.

Sementara itu, orang Pabera Manera (Sumba, NTT) menyatakan dengan meminum air perasan daun ripaita (Momordica charantia) derita batuk yang disertai demam akan hilang.

Di Bali, orang Sembiran mengetahui bahwa daun intaran (Azadirachta indica) berkhasiat untuk mengobati influenza.

Caranya, tumbuk daun tadi bersama-sama dengan bawang merah dan sedikit garam kemudian diperas. Air perasan ini kemudian diminum sedangkan ampasnya dibalurkan pada badan si penderita.

Heboh PPA

Begitulah, untuk batuk saja alam kita menyodorkan banyak alternatif. Masyarakat tradisionallah yang dengan kearifannya lemanfaatkan hal itu.

Sayang, semua itu seolah-olah dianggap peradaban kuno belaka.

Dalam belitan krisis, baru semua orang terhenyak saat harga obat-obatan sintetis modern melambung sangat tinggi.

Di lain pihak, obat-obat sintetis kimiawi tadi satu-persatu berguguran di pasaran, seiring dengan meningkatnya pengetahuan para ahli medis farmasi terhadap efek sampingan pemakaian obat tersebut.

Salah satu kabar terbaru adalah adanya sinyalemen beberapa jenis obat batuk dan flu yang telah beredar luas di pasaran dan telanjur digandrungi masyarakat umum ternyata dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang akhirnya bisa menyebabkan stroke!

Hal ini akibat adanya kandungan kimiawi yang di beberapa negara seperti Amerika dan Singapura telah dilarang penggunaannya, yaitu phenyl propanolamine, PPA.

Menyebarnya informasi mengenai efek konsumsi obat-obat ber-PPA ini sedikit banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap keberadaan obat-obatan sintetis kimiawi secara umum.

Para pencandu obat yang mengandung PPA ini mengalami dilema yang cukup rumit, antara kenyataan ilmiah (scientific reality) dan pengalaman (experience).

Obat ini memang ampuh dan dijual bebas. Tetapi berbahaya!

Dari pekarangan rumah sampai pinggir jalan

Berbagai bukti menunjukkan bahwa sejak zaman purbakala umat manusia sanggup membasmi berbagai penyakit dengan memanfaatkan obat-obatan yang ditemukannya, terutama dalam dunia tumbuh-tumbuhan.

Manusia purba memang cenderung meniru perilaku binatang dalam hal pemanfaatan tumbuh-tumbuhan, termasuk dalam hal pengobatan.

Sayang sekali, pengetahuan tersebut sulit melewati masa suksesi, karena jarang berbentuk tulisan yang bisa dibaca sepanjang zaman.

Bahkan pengetahuan lisan sekalipun, sebagian besar tidak terwariskan ke generasi berikutnya.

Tidaklah herah, sebagian besar pengetahuan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan obat dan pengobatan alami boleh dikata telah musnah dari alam pikiran manusia sekarang.

Namun kita patut bersyukur, ternyata masih tersisa berbagai pengetahuan pengobatan asli Indonesia di berbagai pelosok negeri tercinta ini.

Berdasarkan survei ke desa-desa terpencil di kawasan Nusantara, terungkaplah betapa desa-desa tersebut memiliki pengetahuan tentang bahan dan cara pengobatan yang berbeda-beda, namun memiliki kesamaan dalam hal kearifan pemanfaatan tetumbuhan.

Demikian halnya dengan penyakit batuk dan flu yang lazim menimpa sebagian besar masyarakat Indonesia.

Meskipun kedua penyakit ini boleh dikatakan penyakit ringan, namun tetap membawa dampak yang berat kepada lingkungan sekitar.

Flu atau sering pula disebut pilek, adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus. Biasanya terjadi pada saat-saat udara dingin, kehujanan, terlalu banyak minum es, atau akibat kelelahah dan kurang tidur.

Penyakit ini sebenamya tidak berbahaya, namun bila dibiarkan terus-menerus tanpa diobati akan-sangat mengganggu aktivitas hidup si penderita maupun orang di sekitarnya.

Bahkan penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui udara bebas, sehingga bisa merepotkan banyak orang.

Oleh karena itu dianjurkan bagi orang yang terkena flu untuk sementara istirahat di rumah.

Biasanya penyakit ini mempunyai gejgla-gejala seperti sakit kepala, rasa nyeri pada otot dan sendi terutama punggung, berkeringat,, perubahan suhu badan tak menentu, terkadang menggigil, kurang nafsu makan, sering pula disertai batuk dan sesak napas.

Dengan demikian gejala-gejala inilah yang harus segera dipulihkan kembali, sehingga dalam pengobatan tentunya dicari obat yang mempunyai sifat-sifat mengurangi nyeri (analgesik), penurun panas (antipiretik), penyegar badan (roboransia), dan penambah nafsu makan (stomakik).

Bila saja manusia jeli dan yakin akan anugerah alam yang diberikan Tuhan sang penciptanya, tentu tidak sulit untuk mencari obat-obat yang-bersifat demikian.

Orang tempo dulu telah membuktikan. Banyak sekali jenis-jenis tumbuhan di sekitar kita, balk di pekarangan rumah, tegalan, kebun, sawah, atau pinggir jalan sekalipun, yang dapat dimanfaatkan.

Beberapa di antaranya:

Analgesik: daun sembung (Blumed balsamifera), daun pepaya (Carica papaya), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum), rimpang kunyit (Curcuma domestica), dan rimpang kencur (Kaempferia galanga).

Antipiretik: buah kapulaga (Amomum cardamomum), buah belimbing manis (Averrhoa carambola), buah belimbing wuIluh (Averrhoa bilimbi), rimpang bangle (Zingiber cassumunar), daun cincau (Cyclea barbata) dan daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata).

Stomakik: daun seledri (Apium graveolens), daun sambiloto (Androgrqphis paniculata), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), cincau (Cyclea barbata), dan buah pare (Momordica charantia). .

Roboransia: daun bayam duri (Amaranthus spinosus), rimpang kencur (Kaempferia galanga), buah pace (Morinda citrifolia), dan buah pare (Momordica charantia).

Reaksi memang lama, tapi aman

Batuk adalah suatu penyakit refleks fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit yang berfungsi untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari benda-benda asing, yang mengakibatkan tenggorokan terasa gatal.

Penyakit ini dapat diakibatkan gangguan cuaca seperti udara dingin, angin kencang, hujan, atau perubahan suhu udara.

Bisa pula karena rangsangan mekanis seperti asap dan debu atau rangsangan kimiawi seperti dahak, gas, dan bau. .

Selain itu radang saluran pernapasan dan alergi juga merupakan penyebab. Batuk juga terkadang merupakan salah satu gejala akan timbulnya penyakit lain seperti asma, flu, " d a n TBC.

Untuk itu sangat perlu segera mengatasi batuk sebelum merembet ke penyakit yang Jebih parah lagi.

Untuk mengatasinya, sebagai pertolongan pertama kita bisa memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan sekitar yang memiliki sifat-sifat sebagai pembunuh kuman (antiseptik), antiradang (anti-inflamasi), peluruh dahak (ekspektoran), penenang (hipnotik), dan mengurangi nyeri (analgesik).

Banyak tumbuh-tumbuhan di sekitar kita yang memiliki sifat tersebut bahkan telah diramu dan dikemas dalam berbagai bentuk obat jadi, baik berupa sirup, serbuk, pil, maupun tablet.

Juga dalam berbagai kemasan jamu oleh perusahaan-perusahaan obat tradisional. Beberapa, tumbuhan yang memiliki khasiat tersebut antara lain:

Antiseptik: daun sembung (Blumea balsamifera), daun pepaya (Canca papaya), ketumbar (Coriandum sativum), dan kulit batang delima (Punica granatum). .

Anti-inflamasi: sambiloto (Androprgphis paniculata), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), daun wungu (Grapthophyllum pictum), dan buah kapulaga (Amomum cardamomum).

Ekspektoran: daun saga (Abrus precaforius), umbi bawang merah (Allium cepa), umbi bawang putih (Allum sativum), lidah buaya (Aloe vera), dan buah kapulaga (Amamum cardamomum).

Hipnotik: daun kangkung (pomoea aquatica), buah pala (Myfistica fragrans); dan daun wati (Piper methysticum).

Analgesik: daun poko (Mentha arvensis) dan daun kelor (Moringa oleifera).

Tentu saja dengan mengonsumsi tumbuh-tumbuhan tersebut di atas penyembuhannya tidak secepat minum obat-obatan siritetis kimiawi.

Perlu tenggang waktu dan kesabaran serta rutinitas dan komposisi yang seimbang dalam pemakaiannya.

Namun penggunaan obat secara tradisional dengan ramuan tetumbuhan relatif lebih aman dari efek-efek timbulnya penyakit lanjutan seperti yang terjadi pada obat-obatan kimiawi dewasa ini.

Jadi, mengapa tidak coba kembali ke alam? (R. Hidayat, staf peneliti Kebun Raya Bogor - LIPI)

Berbagai tanaman berkhasiat sebagai obat batuk

Wortel (Daucus carota)

Kandungan: protein, karbohidrat, vitamin A, glutation, beta karoten.

Cara pemakaian: Wortel diparut, diperas dengan air panas hingga ¾ gelas, diminum 2 kali sehari.

Mengkudu (Morinda citrifolia)

Kandungan: Moridon, morindin, metil asetil, asam kapri, soranyidiol.

Cara pemakaian: Buah mengkudu dan jeruk nipis diperas, dimasukkan ke dalam 2 gelas air panas, lalu disaring. Untuk diminum 3 kali sehari.

Jahe (Zingiber officinale)

Kandungan: minyak atsiri, gingerol, esin, zat pati, dan gula

Cara pemakaian: Jahe dibakar dan dimemarkan, direbus bersama-sama adas, kayu manis, cengkeh, dan gula aren. Setelah disaring dapat diminum 3 kali sehari 4 sendok makan untuk dewasa dan 3 kali sehari 2 sendok makan untuk anak-anak.

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Kandungan: Asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, dan vitamin B.

Cara pemakaian: Air perasan jeruk nipis ditambah madu.

Lidah buaya (Aloe vera)

Kandungan: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, betabarbaloin, damar.

Cara pemakaian: Empulur lidah buaya dipotong kecil-kecil, kemudian dicampur dengan madu. Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh.

Saga (Abrus precatorius)

Kandungan: Saponin, glisirisin, abrin, dan flavonoid.

Cara pemakaian: Daun saga manis bersama-sama kayu manis, cengkeh, adas, pulasari, dan bawang merah serta gula batu, direbus. Diminumm 3 kali sehari 10 sendok makan untuk dewasa, 1 sendok makan untuk anak-anak.

Sembung (Blumea balsamifera)

Kandungan: minyak atsiri, glikosida, tanin.

Cara pemakaian: Daun sembung dan daun jinten diiris-iris, direbus bersama cengkeh, kemukus, kapulaga, kayu manis, dan adas sebanyak 3 gelas hingga 2 1/2 gelas. Diminum 3 kali sehari 8 sendok makan untuk dewasa, 1-5 sendok makan untuk anak-anak.

Sirih (Piper betle)

Kandungan: minyak atsiri (kadinen, kavikol, sineol, eugenol), zat samak.

Cara pemakaian: 5 lembar daun sirih bersama cengkeh, kapulaga, kemukus, dan kayu manis direbus. Diminum 3 kali sehari 8 sendok makan untuk dewasa, 1-5 sendok makan untuk anak-anak.

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)

Kandungan: Asam oksalat dan kalium.

Cara pemakaian: Segenggam bunga belimbing ditambah gula batu direbus dengan segelas air hingga tinggal 1/2 gelas, diminum pagi dan sore.

Meniran (Phyllanthus nirun)

Kandungan: kalium, mineral, damar, filantin.

Cara pemakaian: -7 tumbuhan lengkap ditumbuk halus direbus dengan 3 sendok makan air. Rebusannya dicampur madu 1 sendok makan, diminum sekaligus.

Kencur (Kaempferia galanga)

Kandungan: Kamfer, borneol, sineol, alkohol.

Cara pemakaian: kencur dikunyah.

Berbagai tanaman berkhasiat sebagai obat flu

Lempuyang (Zingiber aromaticum)

Kandungan: Xerumbon, humulena, limonena.

Cara pemakaian: Lempuyang bersama-sama jahe, kunyit, lengkuas, dan gula aren ditumbuk halus dan direbus, diminum 3 kali sehari.

Jahe (Zingiber officinale)

Kandungan: minyak atsiri, gingerol, resin, zat pati.

Cara pemakaian: Jahe dimemarkan dimasukkah ke dalam 1 gelas teh kental ditambah kuning telur, gula aren, dan perasan jeruk nipis, diminum hangat-hangat sekaligus.

Kapulaga (Amomum cardamomum)

Kandungan: Terpineol, terpynyl asetat, sineol, borneol, kamfer.

Cara pemakaian: Kapulaga bersama daun sirih, kayu manis dan gula batu direbus dengan segelas air, diminum 3 kali sehari.

Antanan (Centella asiatica)

Kandungan: Valarin, heteroside, pektin, resin, minyak atsiri.

Cara pemakaian: Segenggam daun ditumbuk halus untuk diambil airnya, ditambah garam sedikit, diminum.

Kencur (Kaempferia galanga)

Kandungan: kamfer, borneol, sineol.

Cara pemakaian: Kencur dan 2 daun kemukus ditumbuk halus tambah sedikit air, dioleskan seputar hidung.

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Kandungan: Limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, dan sitrat.

Cara pemakaian: Jeruk nipis dipanggang lalu diperas, air perasan ditambah ½ sendok minyak kayu putih dan kapur sirih diaduk merata, disaring, diminum secara teratur.

Kelapa (Cocos nucifera)

Kandungan: kalori, asam askorbat, vitamin C.

Cara pemakaian: Buah kelapa dan kencur diparut, dicampur dengan segelas air dan diperas, diminum sekali sehari.

Sembung (Blumea balsamifera)

Kandungan: minyak atsiri, glikosida, tanin.

Cara pemakaian: Segenggam daun sembung direbus dengan satu gelas air ditambah gula batu dan madu, lalu diminum.

Kamboja (Plumeria acuminata)

Kandungan: triterpenoid amyrin, lupeol, damar.

Cara pemakaian: Bunga kamboja direbus dalam periuk tanah, air rebusannya ditambah gula merah diaduk hingga larut, diminum.

Wortel (Daucus carota).

Kandungan: protein, karbohidrat, vitamin A, glutation, beta karoten.

Cara pemakaian: Wortel diparut, ditambah dengan seledri dan jeruk bali yang sudah dilumatkan, diambil sarinya untuk diminum.

(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 2001)

Artikel Terkait