Kejang pada anak di atas usia empat tahun lebih sering disebabkan oleh epilepsi, kerusakan otak, infeksi otak, sementara infeksi akut di luar otak kian jarang menjadi penyebabnya.
Timbulnya serangan kejang demam adalah akibat terjadinya kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat. Kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan kejang ini bisa tinggi atau hanya 38°C saja.
Naiknya suhu tubuh biasanya disebabkan karena infeksi di luar susunan saraf pusat (otak) seperti radang tonsil (amandel), radang telinga bagian tengah, bronkitis, bisul dan kadang-kadang karena mencret akibat virus.
Mengapa seorang anak mengalami kejang bila demam menyerang, sedangkan anak lain tidak, hingga kini belum dapat diterangkan dengan jelas.
Baca Juga : Gara-gara ‘Demam’ Ini, Jutaan Ponsel Android ‘Hang’ Tiap Pagi di India
Banyak teori diajukan, di antaranya menyatakan bahwa ambang rangsang kejang secara iridividu berbeda pada tiap anak, dan ambang rangsang ini menurun bila suhu tubuh meninggi.
Jadi seorang anak akan mengalami kejang atau tidak tergantung pada tinggi rendahnya ambang rangsang kejang.
Akibat "kortsluiting"
Untuk mempertahankan fungsi dan kelangsungan hidupnya, sel otak memerlukan energi, terutama berasal dari hasil pembakaran glukosa oleh oksigen yang berasal dari paru-paru.
Baca Juga : Sakit Perut, Muntah Hingga Demam Setelah Makan Sushi, Mungkin Ada Cacing Parasit yang Termakan
Pada keadaan demam kenaikan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan kenaikan metabolisme basal sebanyak 10 — 15%, sementara itu kebutuhan oksigen pada otak naik sebesar 20%.
Pada anak kecil (kurang lebih 3 tahun) aliran darah ke otak mencapai 65% dari aliran seluruh tubuh, sedangkan pada orang dewasa hanya 15%. Dengan demikian pada anak-anak, kenaikan suhu tubuh lebih mudah menimbulkan gangguan pada metabolisme otak.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR