Advertorial
Intisari-Online.com – Saja Pahad adalah sebuah desa kecil di Chhattisgarh, India. Bertahun-tahun lalu desa itu selalu kekeringan dan kesulitan air.
Di desa itu hanya ada dua sumur yang digunakan warga desa untuk yang nyaris tidak cukup untuk memberi minum ternah dan irigasi kebun mereka.
Warga desa tidak tahu apa yang harus dilakukan dan pemerintah mengabaikan janji mereka.
Beruntung ada seorang pemuda “gila” karena mengambil masalah itu sendirian. Pemuda itu adalah Shyam Lal (42 tahun).
(Baca juga:Yacouba Sawadogo, 30 Tahun Menghijaukan Gurun Gersang di Afrika Barat)
Sejak usia 15 tahun, Shyam mengambil alih sendiri untuk memecahkan masalah air di desanya. Ia mengenali ada sebuah titik di hutan terdekat dan memutuskan untuk menggali sebuah kolam yang bisa menampung air hujan.
Ia ingin air di kolam itu bisa digunakan oleh seluruh warga desa. Ia pun membagi ide itu kepada warga desa Saja Pahad.
Malangnya, bukannya mendapat bantuan tenaga, Shyam malam ditertawakan. Rencananya dianggap rencana gila dan ia pun dianggap sebagai orang gila.
Meskipun demikian, Shyam tidak memedulikan reaksi warga desa tersebut. Sebaliknya, ia langsung mengambil sebuah sekop dan mulai menggali tanah sendirian untuk membuat kolam selama 23 tahun.
Kini, di usianya yang ke 42 tahun, Shyam Lal dianggap sebagai seorang pahlawan dan seorang penyelamat oleh warga desanya. Kolam kecil yang telah digalinya itu, setelah tiga dekade menjadi seluas 4.046 meter persegi dengan kedalaman sekitar 4,5 meter.
Kolam itu dipenuhi air yang begitu berharga dan dapat digunakan oleh seluruh warga desa.
“Tidak ada seorang pun yang membantu aku membuat kolam ini, tidak pemerintah setempat, tidak pula warga desa. Itulah impianku untuk mengadakan cukup air bagi seluruh warga desa dan juga ternak mereka,” kata Shyam Lal dengan bangga kepada The Hindustan Times.
(Baca juga:Kok Orang India Suka Geleng-geleng Kepala Acha-acha? Inilah Alasannya)
Kisah perjuangan Shyam Lal ini menjadi viral di seluruh India, hingga mendorong pejabat di Distrik Mahendragarh untuk mengakui prestasinya.
Seorang anggota dewan legislatif baru-baru ini mengunjungi desa Saja Pahad. Ia memberikan Shyam Lal uang sebesar 10.000 rupe atau Rp2 juta.
Pemungut pajak di distrik itu juga menyatakan rasa kagumnya pada Shyam Lal. Ia berjanji untuk membatu Shyam untuk lebih maju.
“Saya datang untuk bertemu dengan Shyam baru-baru ini. Usahanya untuk desa ini sangat terpuji dan aku pergi ke desanya untuk menjanjikan memberikannya bantuan sebisa mungkin,” kata Narendra Duggal.
Sungguh menggelikan bagaimana setiap orang begitu mau membantu sekarang, bukannya pada saat Shyam benar-benar butuh bantuan ketika menggali tanah dengan tangannya sendirian.
Kini kolam dan airnya yang berharga dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Chhattisgarh dihadapi musim kering yang parah, di mana curah hujan rata-rata hanya 10 persen hampir 10 tahun terakhir ini.
Di India banyak kisah-kisah perjuangan selain Shyam Lal, yaitu Dashrath Manjhi. Ia menghabiskan waktu 22 tahun untuk memahat sebuah bukit sepanjang 110 meter.
Untuk itu, ia hanya menggunakan martil dan alat pemahat. Tujuannya, untuk mempersingkat jarak dari desanya ke kota terdekat, yang semula berjarak 55 km menjadi 15 km.
(Baca juga:Dikelilingi Samudera dan Kesulitan Sumber Air Bersih, Begini Cara Penduduk Bermuda Memanen Air Bersih)
Pada 2016 lalu, selama 40 hari Bapurao Tajne menggali sendiri untuk membuat sumur. Ia melakukan hal itu setelah isterinya dilarang mengambil air oleh warga di desanya karena berasal dari kasta yang rendah.