Belum tentu batuk pilek disebabkan oleh kuman. Awalnya oleh virus. Jika kondisi badan kuat, penyakit virus umumnya sembuh sendiri.
Yang perlu dilakukan pada penyakit yang disebabkan oleh viais adaJah memperkuat daya tahan tubuh dengan cukup makan, istirahat, dan makanan bergizi.
Pemberian antibiotika pada batuk pilek yang disebabkan oleh virus hanya merupakan penghamburan dan merugikan badan, sebab memikul efek samping antibiotika yang sebetulnya tak perlu terjadi.
Kasus batuk pilek virus yang sudah lama, yang biasanya sudah ditunggangi oleh kuman, baru membutuhkan antibiotika untuk membasmi kumannya, bukan untuk virus flunya.
Baca Juga : Kabar Bahagia Bagi Dunia Medis, Ternyata Jamur yang Tumbuh di Danau Bekas Tambang Bisa Jadi Antibiotik Baru
Minum antibiotika kelewat sering juga mengganggu keseimbangan flora usus. Kita tahu, dalam usus normal tumbuh kuman yang membantu pencernaan dan pembentukan vitamin K.
Selain itu, di bagian-bagian tertentu tubuh kita juga hidup kuman-kuman jinak yang hidup berdampingan dengan damai dengan tubuh kita.
Di kemaluan wanita, di kulit, di mulut, dan di mana-mana bagian tubuh ada kuman yang tidak mengganggu namun bermanfaat (simbiosis).
Terlalu sering minum antibiotika berarti membunuh seluruh kuman jinak yang bermanfaat bagi tubuh. Jika populasi kuman jinak yang bermanfat bagi tubuh terbasmi, keseimbangan mikroorganisme tubuh bisa terganggu, sehingga jamur yang tadinya takut oleh kuman-kuman yang ada di tubuh kita berkesempatan lebih mudah menyerang.
Baca Juga : Ilmuwan: Darah Komodo Bisa Jadi Obat Antibiotik yang Ampuh Hancurkan Bakteri Tanpa Tinggalkan Jejak
Berapa lama seharusnya konsumsi antibiotika?
Lama pemakaian antibiotika bervariasi, tergantung jenis infeksi dan kuman penyebabnya. Paling sedikit 4 -5 hari. Namun, jika infeksinya masih belum tuntas, antibiotika perlu dilanjutkna smapai keluhan dan gejalanya hilang.
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR