Advertorial

Alami Kelainan Saraf, Balita Ini Terjatuh 100 Kali Dalam Sehari Hingga Akhirnya Tak Bisa Berjalan Lagi

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com – Orangtua mana yang tidak sedih melihat anaknya sakit? Tidak ada.

Walau sedih, Teresa dan Kenny Gulo, orangtua balita berusia 2 tahun bernama Kate Gulo, tidak bisa melakukan apa-apa.

Awalnya, Kate seperti balita pada umumnya. Ia belajar bagaimana berjalan, berbalik, lari, melompat, bahkan sampai menari.

Tapi, enam bulan kemudian, Teresa dan Kenny, melihat gadis kecil mereka mulai kehilangan kekuatan pada kakinya.

Setiap akan berjalan beberapa langkah, Kate akan terjatuh.

Pada awalnya, dokter mengira Kate terkena infeksi telingan atau virus yang bisa membuatnya kurang keseimbangan. Namun kondisinya terus memburuk dalam tiga bulan kemudian.

Puncaknya ketika Kate jatuh sampai sepuluh kali dalam lima menit. Bahkan kadang-kadang 100 kali sehari.

Selain itu, tangannya juga gemetar, kelopak mata berkedut, masalah tidur, dan serangan kemarahan.

Bulan berikutnya, masalahnya menjadi sangat parah. Kate tidak dapat merangkak, duduk, apalagi berdiri tanpa jatuh. Ia pun dirawat di UGD.

Petugas medis di Rumah Sakit Anak Lurie di Chicago, AS, melakukan pemindaian otak dan mendiagnosisnya dengan Ultra-rare Opsoclonus Myoclonus Syndrome (OMS) atau kelainan neurologis yang mempengaruhi sistem saraf.

(Baca juga: Ibu Ini Benar-benar Berhati Emas, Ia Mengadopsi Bayi Kembar dengan Kelainan Genetik Langka)

Kelainan ini secara bertahap merampas kemampuan anak untuk berdiri, merangkak, dan duduk. Hanya terjadi satu banding 1.000.000 anak di dunia.

“Ada suatu titik ketika kami mulai berpikir, “Apakah dia akan bisa jalan lagi?” Itu sangat menghancurkan melihat anak kami tidak bisa bangkit berdiri,” ucap Teresa (30).

“Sekarang kami menjaganya agar tidak berjalan. Kami akan duduk di sofa dan memberinya buku karena kami tidak ingin terluka.”

“Kami tidak akan membawanya ke mana-mana. Jika kami harus pergi, kami memasukkan ke kereta dorong.”

Untuk sekarang, balita Kate telah menjali perawatan imonusupresi agresif untuk mencegahnya mengalami gangguan kognitif permanen.

(Baca juga: Luar Biasa! Gara-gara Kelainan Langka, Ibu Muda Ini Justru Bisa Menyumbangkan ASI Hingga 2,5 Ton!)

Artikel Terkait