Advertorial

Jangan Salah, Setelah Merdeka Pemerintah RI Dikawal oleh Laskar-Laskar yang di Antaranya Terdiri Atas Para Bajingan

Moh Habib Asyhad

Editor

Tapi tidak sedikit laskar yang dibentuk oleh tokoh-tokoh karismatis dan jagoan lokal suatu daerah ataupun tokoh militer bekas didikan Jepang seperti Kompi Barisan Berani Mati.
Tapi tidak sedikit laskar yang dibentuk oleh tokoh-tokoh karismatis dan jagoan lokal suatu daerah ataupun tokoh militer bekas didikan Jepang seperti Kompi Barisan Berani Mati.

Intisari-Online.com - SetelahProklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pemerintah ternyata tidak segera membentuk badan keamanan.

Sebelum Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berdiri pada 5 Oktober 1945, untuk menjaga dan mengawal pemerintahan yang dipimpin oleh pasangan Sukarno-Hatta, kendali keamanan dipegang oleh laskar-laskar perjuangan yang umumnya diorganisir oleh para pemuda.

Tapi tidak sedikit laskar yang dibentuk oleh tokoh-tokoh karismatis lokal suatu daerah ataupun tokoh militer bekas didikan Jepang seperti Kompi Barisan Berani Mati.

Kompi ini dibentuk oleh Kahar Muzakar seorang pejuang dari Sulawesi Selatan.

(Baca juga:Membicarakan Klender Mengingat Haji Darip, Jawara Lokal yang Begitu Menakutkan bagi Tentara Kolonial Belanda)

Kekuatannya kira-kira 200 orang personel dan semuanya merupakan narapidana Nusakambangan yang sengaja dibebaskan.

Ketika membentuk Barisan Berani Mati Kahar memberinya nama Resimen Hasanuddin dan markas besarnya ada di Yogyakarta.

Pembentukan laskar sebagai wadah perjuangan oleh seorang tokoh dengan melibatkan orang-orang dari “dunia hitam” merupakan fakta yang menghiasi revolusi 1945.

Apa yang dilakukan Kahar Muzakar mendirikan laskar pengawal Republik yang baru berdiri menggunakan orang-orang dari golongan hitam bukan satu-satunya.

Zulkifli Lubis mantan perwira PETA yang pernah mendapat pelatihan intelijen dari Jepang, yang kemudian menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, juga telah mendirikan laskar pejuang pengawal kemerdekaan tidak lama setelah Proklamasi dibacakan.

Pada saat itu Lubis sangat aktif menggalang kesetiaan bagi Republik dari kalangan para pemimpin dunia hitam lokal.

Ia aktif di kawasan Cibarusa, Bogor, kemudian mendirikan Penyelidik Militer Khusus (PMK) dengan maskasnya di Purwakarta.

Anggota-anggota PMK direkrut dari banyak narapidana Nusakambangan,Cilacap.

(Baca juga:Janda Royal dan Bajingan: Tak Enak Didengar, Tapi Enak Dimakan)

Tugas PMK yang utama adalah operasi intelijen di Jawa dan pengiriman unit bersenjata ke seluruh wilayah Republik guna membantu gerakan perjuangan nasional setempat.

Operasi intelijen ini erat kaitannya dengan pengalaman Lubis semasa Jepang .

Kala itu dia terlibat dalam rencana-rencana Jepang untuk mempebesar kekuatan tempur dengan merekrut kelompok dunia hitam yang ada di Jawa.

Kemampuan intelijen Lubis ini selanjutnya membentuk dirinya menjadi pakar intelijen Indonesia.

Lubis juga dikenal sebagai pendiri Badan Intelijen Indonesia sekaligus menjabat sebagai Ketua Badan Intelijen yang pertama.

Artikel Terkait