Torpedo itu meluncur makin dekat. Anehnya, arahnya memutari Tang dengan diameter yang makin lama makin sempit. Tang pun terperangkap.
Ketika torpedo menghantam, ledakannya melemparkan O'Kane bersama delapan orang lainnya ke laut. Beberapa luka berat dan tidak mampu menyelamatkan diri, karena tak seorang pun mengenakan jaket penyelamat.
Dalam beberapa menit kemudian hanya tersisa empat orang yang masih bertahan di laut.
Mereka adalah O'Kane, Leibold, petugas mesin Letnan Larry Savadkin, dan spesialis radar Floyd Caverly, yang beberapa detik sebelum torpedo menghantam, telah naik geladak untuk melaporkan kegagalan kerja beberapa peralatannya.
Tang pun mulai karam dari buritannya dulu dengan kecepatan mengerikan. Benturan keras terdengar begitu buritannya menyentuh dasar di kedalaman 180 kaki.
Sementara sebagian besar haluannya tetap muncul di permukaan.
Sementara itu konvoi kapal perang pemandu Jepang lainnya di sekitar kapal pemandu yang diternbak Tang sebelumnya mulai menyerang gencar.
Tak satu pun tembakan itu sampai cukup dekat hingga praktis tak ada kerusakan tambahah yang dialami Tang.
Namun serangan membabi buta selama empat jam itu tetap saja mimpi buruk bagi awak kapal Tang. Tidak ada pilihan lain, kecuali mereka menunda usaha melarikan diri.
(Baca juga: Pertempuran Iwo Jima pada Perang Dunia II Laiknya Misi Bunuh Diri Massal Puluhan Ribu Pasukan Sekutu, Kok Bisa?)
Meskipun dari jarak jauh gelombang kejutan bawah air dapat saja mematikan.
Ketika serangan berakhir, 30 orang yang masih hidup di bawah arahan petugas torpedo Letnan Jim Flanagan, bersiap mengkaramkan kapal selam.
Tapi akhirnya, setelah proses pengkaraman, dari 88 awak Tang, hanya 15—di antaranya O'Kane, Leibold, Flanagan, dan Oliver—yang selamat karena ditolong sekaligus ditangkap kapal Jepang.
Jepang berpropaganda mengaku sebagai pengandas Tang. Namun staf AL AS tetap penasaran dengan nasib tragis yang dialami kapal selam itu.
Ketika kamp penjara di Omori, tempat penahanan awak Tang yang selamat, dibebaskan oleh tentara Amerika tanggal 29 Agustus 1945, tinggal 9 orang yang hidup termasuk O'Kane yang kemudian dianugerahi Congressional Medal of Honor.
O'Kane pulalah yang membuka rahasia kisah nyata tenggelamnya kapal selam Tang.
Kapal itu menenggelamkan dirinya sendiri dengan torpedonya yang terakhir. la memang berhasil ditembakkan, namun alat kemudinya sudah tidak beres yang mengakibatkan arah lajunya jadi berbelok menuju kapal asalnya.
(Baca juga: Amerika Serikat Mesti Hati-hati, Rusia Sedang Operasikan Pesawat Pengintai Berteknologi Serba Digital)
Bill Leibold benar. Seharusnya mereka menyimpan torpedo itu sebagai kenang-kenangan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR