Advertorial

Benarkah Bermain Video Game Dapat Mempengaruhi Otak Kita?

Moh Habib Asyhad

Editor

Selain itu, para penggila video game juga berisiko alami depresi, skizofrenia, alzheimer, dan parkinson.
Selain itu, para penggila video game juga berisiko alami depresi, skizofrenia, alzheimer, dan parkinson.

Intisari-Online.com – Anda penggemar video game bergenre action? Jika iya, maka Anda harus waspada.

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah melakukan penelitian untuk melihat apakah bermain video game mempengaruhi kesehatan dan perilaku orang.

Hasilnya bervariasi, seperti ingatan visual jangka pendek dan koordinasi bermasalah antara mata dan tangan

(Baca juga:(Video) Terlalu Asyik Bermain Video Game, Gamer Wanita Ini Tak Sadar Rambutnya Terbakar)

Kali ini, hasil dari sebuah penelitian yang diterbitkan di Psecchiartty Molekulercukup mengkhawatirkan.

Para peneliti bertanya kepada 33 orang tentang seberapa sering mereka bermain video gamebergenre action dalam satu tahun terakhir.

Lalu mereka memindai otak mereka menggunakan MRI.

Dari sana, para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang sering bermain video game, dengan menghabiskan rata-rata 19 jam untuk bermain setiap minggu, memiliki masalah pada di hippocampus-nya.

Hippocampus adalah bagian dari otak besar yang terletak di lobus temporal. Ia berperan pada kegiatan mengingat (memori), navigasi ruangan, dan regulasi stres.

“Orang-orang dalam kelompok yang sering bermain video game genre action kehilangan materi abu-abu di hippocampus dibanding yang bermain genre lainnya,” ucap Gregory West, penulis utama studi dan juga profesor psikologi di University of Montreal.

Selain itu, mereka juga berisiko alami depresi, skizofrenia, alzheimer, dan parkinson.

(Baca juga:Bayi Tak Mau Disentuh, Bisa Jadi Tanda Gangguan Otak)

Oleh karena itu, West menyarankan untuk menyeimbangkan materi dalam hippocampus lagi.

Caranta penggemar video game harus mencoba beberapa genre lain. Terutama game kreatif yang dapat tingkatkan kemampuan otak.

Artikel Terkait