Mereka akan mengamankan jalannya Proklamasi Kemerdekaan.
Dokter Muwardi, yang menjadi pelaksana operasional Barisan Pelopor, membentuk Barisan Pelopor Istimewa di bawah pimpinan Sudiro yang juga pengawal dan utusan pribadi Soekarno.
Barisan ini terdiri atas 100 pemuda pilihan dari beberapa asrama pemuda, terutama Asrama Menteng 31 Jakarta, yang tugasnya menjaga Presiden dan Wakil Presiden.
Setelah Proklamasi, dr. Muwardi kemudian mengubah Brisan Pelopor Istimewa menjadi Barisan Banteng.
(Baca juga: Mengapa Tak Ada Satu Pun Koran yang Memuat Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI?)
Menurut Sudiro, pasca-Proklamasi dr. Muwardi juga memilih sejumlah juru pencak silat di bawah pimpinan Sumartojo.
Dengan hanya bersenjata golok dan bambu runcing berjaga di halaman rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56.
(Sumber: buku Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2014).
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR