Advertorial

Bagi Para Pengguna Xiaomi, Ditemukan Bug pada Sistem Operasi Ponsel Tersebut yang Bisa Menyebabkan Kebocoran Data

Moh Habib Asyhad

Editor

Bug tersebut juga menyebabkan aplikasi keamanan yang tertera pada ponsel Xiaomi bisa dengan mudah dihapus tanpa izin dari administrator.
Bug tersebut juga menyebabkan aplikasi keamanan yang tertera pada ponsel Xiaomi bisa dengan mudah dihapus tanpa izin dari administrator.

Intisari-Online.com -Peringatan bagi para pengguna Xiaomi di Indonesia.

Baru-baru ini, eScan Antivirus menyebut ada celah keamanan alias bug pada sistem operasi MIUI OS yang beroperasi pada smartphone Android buatan Xiaomi.

Bug itu ditemukan pada sistem aplikasi bawaan bertajuk “Mi Mover”.

(Baca juga:Wow, Xiaomi Dikabarkan Akan Benamkan Kamera 30 Megapiksel di Mi 6)

Harap diketahui, sistem aplikasi Mi Mover memungkinkan para penggunana mentransfer pengaturan data dari smartphone lama ke smartphone baru dengan cara yang mudah.

Sialnya, Mi Mover mematikan perlindungan sandbox pada Android, sehingga aplikasi bisa dibuka tanpa kata sandi.

Risikonya, pengaturan (settings) dan data di smartphone Xiaomi pengguna bisa dengan mudah dikloning orang lain. Tak dijelaskan oleh eScan, OS MIUI versi berapa yang menyimpan bug ini.

Yang jelas, bug tersebut juga menyebabkan aplikasi keamanan yang tertera pada ponsel Xiaomi bisa dengan mudah dihapus tanpa izin dari administrator.

Hal ini didemonstrasikan pada aplikasi anti-pencurian bertajuk “Cerberus”.

Cerberus pada Xiaomi Mi Max 2 bisa dihapus tanpa melewati tahap-tahap keamanan sebagaimana mestinya. Jika aplikasi itu dihapus, maka sistem keamanan ponsel akan semakin lemah.

(Baca juga:Bermodal Data Curian, China Bikin Pesawat Pengebom Nuklir Siluman yang Bisa Terbang Langsung ke AS dan Indonesia)

Xiaomi janjikan jaminan

Soal ini, Xiaomi langsung angkat bicara.

Pengembang smartphone asal China itu berjanji akan melakukan segala upaya untuk menjamin produk dan layanannya memenuhi kebijakan soal privasi.

Mereka juga mengimbau agar para pengguna mematrikan PIN, pattern lock, atau sensor pemindai sidik jari (fingerprint) untuk meminimalkan risiko pencurian pengaturan dan data smartphone.

Lepas dari itu, kita sebagai konsumen dan pengguna juga bisa mengurangi risiko itu dengan cara mematikan fitur Mi Mover di ponsel Xiaomi kita.

Artikel Terkait