Advertorial
Intisari-Online.com – Tahun 1986, Jln. Margonda Raya, Depok, masih belum selebar dan seramai sekarang. “Saat itulah saya membuka rumah makan Ayam Bakar Christina,” Henry Cahyadi, pemilik warung, menuturkan sejarah warungnya.
Nama Christina berasal dari nama almarhumah istrinya.
Bermodalkan resep warisan mertua (yang sempat ikut kursus memasak di Ny. Liem, Bandung) Henry dan Christina berjualan ayam bakar, yang saat itu hanya laku rata-rata tak sampai lima ekor sehari.
Sekitar dua tahun kemudian, ketika kampus-kampus bermunculan di sekitar Jln. Margonda, termasuk kampus Universitas Indonesia, Ayam Bakar Christina (ABC) pun mulai dikenal.
Kebutuhan ayam pun meningkat drastis, sampai pernah mencapai 160 ekor ayam per hari.
(Baca juga: Resep Sehat: Steak Ayam Bakar)
Salah satu keistimewaan ABC adalah besarnya potongan ayam. Henry mengaku, berat bersih per potongnya sekitar 250 g.
“Benar-benar seperempat kilo(gram), soalnya saya hanya mau ayam yang beratnya satu kilo(gram) tapi sudah bebas leher, kepala, ceker, jerohan, dan brutu,” katanya.
Ayam itu kemudian dipotong hanya menjadi empat dengan ukuran yang sama. Pantas saja, sepotong ayam jadi besar banget.
Diungkep dua jam
Beberapa bagian tubuh ayam itu sengaja disingkirkan karena mudah menimbulkan bau. “Terutama bagian brutu dan kepala,” tambah Henry.
Meski ayam sudah bersih, Henry masih menerapkan trik khusus untuk menghilangkan bau khas ayam negeri. Caranya dengan merendam potongan ayam dalam air perasan jeruk nipis.
(Baca juga: Resep Sehat: Ayam Bakar Bumbu Bacem)
Tak tanggung-tanggung, untuk merendam 25 kg ayam dalam sekali masak, Henry memerlukan sekitar setengah kilogram jeruk nipis.
Proses ini diakuinya sebagai proses yang penting. Jadi, meskipun harga jeruk nipis sedang setinggi langit, Henry tetap melakukannya.
Setelah direndam selama satu jam, ayam beberapa kali dibilas sampai benar-benar bersih.
Selanjutnya, ayam diungkep menggunakan bumbu yang isinya bawang merah, bawang putih, jahe, salam, lengkuas, dan serai.
Meski bumbunya sederhana, yang istimewa adalah cara mengungkepnya. Daging ayam diungkep selama dua jam di atas api kecil. Hasilnya daging ayam menjadi sangat empuk tetapi tidak sampai hancur. Ini dia kehebatan ABC.
Saus kecap-margarin
Tahap penting lainnya adalah proses pembakaran. ABC menggunakan arang batok untuk pembakaran karena memberikan aroma bakaran yang lebih wangi.
Selama dibakar, ayam diolesi dengan campuran margarin leleh dan kecap. Yang unik, setelah dibakar, sebelum disajikan, potongan ayam yang sudah dibakar itu dibakar lagi sebentar sambil kembali diolesi saus margarin-kecap.
Hasilnya, bumbu kecap benar-benar meresap ke dalam daging.
ABC memang tidak bisa jauh-jauh dari kecap. Pada saat penyajian pun, potongan ayam bakar ini dkepung dengan banjirnya saus margarin-kecap.
Jadi, pelanggan bisa mencuil daging ayam sambil mencocol-cocolkan pada saus yang berlimpah di piring saji dan menjilati gurih-manisnya saus. Hmmm…. Sedap.
Saking royalnya dalam memberikan saus margarin-kecap ini, tak heran bila dalam sebulan ABC menghabiskan tak kurang dari 80 jerigen kecap manis, yang masing-masing berisi 5 liter. Wah, banyak amat ya.
Bukan hanya rasanya yang istimewa, harganya pun terjangkau. Selain ayam bakar, tersedia pula menu lain seperti ayam goreng, pepes ikan, dan pepes jamur.
Harga yang murah dan cita rasa yang lezat inilah yang membuat banyak pelanggan tetap setia selama tiga dekade.
Sejak dulu hingga sekarang, pelanggannya banyak dari kalangan mahasiswa. Salah satu dari mereka itu, yang kini sudah berkeluarga, masih setia datang ke warung ini bersama keluarganya.
Dulu, kata Henry, mahasiswa ini biasa makan satu potong ayam bakar di warung ini dengan beberapa kali menambah nasi. Kebiasaan khas mahasiswa dengan kantong pas.
Ayam bakarnya memang enak banget sih. (Fay/Ron)
Ayam Bakar Christina: Jln. Margona Raya 420 Depok. Telp 021-786 3789.
Buka setiap hari pukul 09.00 – 22.00. Libur tiap dua hari terakhir tiap bulan.