Advertorial

Kita Sering Lupa Bahagia Justru Karena Terlalu Sibuk Mengejar Kebahagiaan yang Belum Pasti

Ade Sulaeman

Editor

Mengejar kebahagiaan setengah mati belum tentu membuat kita akan bahagia pada akhirnya.
Mengejar kebahagiaan setengah mati belum tentu membuat kita akan bahagia pada akhirnya.

Intisari-Online.com—Ketika kita berbicara mengenai kebahagiaan, kita berpikir itu berarti senang setiap hari, setiap jam, setiap menit, dan setiap detik.

Akhirnya kita berjuang mati-matian untuk mengejar kebahagiaan itu sebagai tujuan dari hidup kita.

Namun benarkah pengertian kebahagiaan seperti itu? Tentu saja tidak.

Banyak orang yang gagal mengerti mengenai kebahagiaan sejati, karena ia sibuk mengejar kebahagiaan yang tidak dipahami olehnya.

Mengapa kita sering gagal mengenali apa itu kebahagiaan? Situs lifehack.org memberi penjelasan berikut ini:

(Baca juga: Kekhawatiran Pasti Menggerogoti Hati yang Gembira, Ia Adalah Pencuri Kebahagiaan)

1. Kita mengejar kebahagiaan karena kita merasa orang lain terlihat lebih bahagia dari kita.

“Mengapa hidup si A terlihat begitu keren?”, “Kelihatannya dia begitu bahagia dengan pekerjaan dan keluarganya.”

Sejak kecil kita memang dicekoki dengan dongeng yang berakhir dengan “hidup bahagia selamanya”, sehingga kita cenderung mendambakan hal itu.

Di sosial media, semua orang pasti menunjukkan sisi terbaik dari dirinya. Namun sebenarnya kehidupan orang yang tampak lebih bahagia di dunia nyata maupun di dunia nyata, belum tentu seperti yang kelihatan.

Karena kenyataannya, tidak seorang pun manusia yang memiliki hidup yang sempurna.

Bahkan orang paling terkenal dan terkaya di dunia sekalipun. Semua orang memiliki tantangan dan permasalahannya masing-masing.

Dan persoalannya adalah semakin kita fokus pada hidup orang lain, semakin kita lupa akan kebahagiaan kita sendiri.

(Baca juga: Penelitian Membuktikan Bahwa Uang Bisa Membeli Kebahagiaan, Begini Penjelasannya)

2. Kita selalu mencoba untuk lebih bahagia, namun lupa menikmati setiap kebahagiaan yang sederhana

Kita selalu ingin lebih bahagia, namun kita hanya terus berpikir tanpa melakukan tindakan. Bagaimana caranya menikmati bahagia yang sederhana?

Pertama buang jauh-jauh pikiran bahwa hidup bahagia adalah hidup yang sempurna.

Sebaliknya, nikmati setiap proses hidup dan temukan sukacita di dalamnya.

(Baca juga: Pasangan Ini Menyebarkan Kebahagiaan di Sebuah Restoran Lewat Sebuah ‘Kartu Senyuman’)

3. Untuk benar-benar bahagia, berhentilah menetapkan standar kebahagiaan.

Terdengar begitu paradoks, namun begitulah kenyataannya. Kita harus memahami kehidupan ini dengan cara pandang yang baru.

Jangan terlalu kaku dengan menganggap kebahagiaan sebagai harga mati.

Misalnya, kita merasa tidak bahagia kalau belum bergaji lebih besar.

Kita merasa tidak bahagia jika rumah kita terlalu kecil. Atau kita tidak akan bahagia jika karier kita tidak menjulang tinggi.

Ingatlah, kebahagiaan sejati itu adalah ketika kita mampu mensyukuri setiap nikmat hidup yang sudah Tuhan anugerahkan. Dan kadang-kadang, dalam prosesnya pasti ada suka dan ada pula duka.

Sahabat Intisari, selamat menemukan kebahagiaan sejati..

Artikel Terkait